Tamara Drewe Kecantikan yang Mengguncang Desa

Film Tamara Drewe
Film Tamara Drewe

JAKARTA - Tamara Drewe kembali ke kampung halamannya di pedesaan Inggris bukan sebagai gadis biasa, melainkan wanita modern dengan kepercayaan diri yang mencolok dan hidung baru yang mengubah segalanya. Film yang disutradarai oleh Stephen Frears ini mengangkat kisah satir tentang kehidupan desa yang tampaknya tenang, namun ternyata menyimpan intrik, hasrat, dan humor sarkastik.

Pengenalan Tokoh dan Latar

Baca Juga: 5 Film Ikonik Angelina Jolie: Antara Aksi, Emosi, dan Transformasi Karakter

Tamara (Gemma Arterton), dulunya dikenal sebagai gadis kutu buku yang tak terlalu populer, kini menjelma menjadi jurnalis glamor dengan pesona memikat. Ia kembali ke Ewedown untuk menjual rumah peninggalan ibunya, tapi kehadirannya justru membalikkan tatanan yang selama ini berjalan stabil atau setidaknya tampak stabil.

Di desa itu, ada Beth (Tamsin Greig), istri dari Nicholas Hardiment, seorang penulis sukses namun genit. Beth adalah tulang punggung komunitas penulis yang sering berkumpul di properti mereka. Ketika Tamara muncul, perhatian para pria seolah terpusat padanya, termasuk Nicholas dan Andy, mantan kekasih Tamara.

Konflik dan Kekacauan

Konflik utama bermula dari kehadiran Tamara yang menggoda, dan hubungan gelap yang terjalin diam-diam. Nicholas tergoda. Andy kecewa. Dan di tengah semua itu, dua remaja lokal Jody dan Casey ikut berperan sebagai pengacau dengan motivasi khas anak muda yang tergila-gila pada bintang rock. Kekacauan meningkat ketika Tamara terlibat dengan Ben, drummer terkenal yang hanya menambah lapisan dramatis dalam kisah yang sudah penuh warna.

Film ini menyuguhkan relasi manusia yang rumit dalam balutan komedi dan sindiran sosial. Perselingkuhan, ketidaksetiaan, dan mimpi-mimpi yang kabur dari kenyataan menjadi sajian utama.

Baca Juga: The Hazing (2004) Ritual Berdarah di Malam Halloween

Karakterisasi dan Gaya Penceritaan

Tamara bukan tokoh utama yang sempurna. Ia impulsif, kadang naif, tapi juga reflektif. Di balik wajah cantik dan hidung barunya, ia menyimpan keraguan akan arah hidupnya sendiri. Sementara itu, Beth justru mencuri simpati penonton perempuan sabar yang harus menghadapi suami egois dan lingkungan yang terus menguji kesetiaannya.

Stephen Frears meramu film ini dengan ritme cepat dan cerdas. Humor Inggris yang kering dan ironi halus tersebar di setiap sudut dialog. Penonton dibuat tersenyum, lalu merenung di saat yang sama.

Baca Juga: Safe Haven (2013): Cinta, Luka, dan Rahasia yang Mengintai

Pesan Moral dan Penutup

Tamara Drewe bukan hanya tentang wanita cantik yang pulang kampung dan membuat kekacauan. Ia adalah alegori tentang perubahan, godaan, dan bagaimana manusia mencari kendali atas hidup mereka sendiri. Film ini menyoroti bagaimana pesona bisa menjadi kekuatan sekaligus kutukan, dan bagaimana desa kecil menyimpan drama besar yang tak kalah kompleks dari kota besar.

Dalam kemasan ringan dan lucu, Tamara Drewe menyelipkan pesan tentang kejujuran, pengampunan, dan pencarian jati diri yang tak selalu mulus tapi tetap layak diperjuangkan.

Editor : Redaksi