JAKARTA - Jim Carroll adalah remaja berbakat di lapangan basket. Hidupnya tampak menjanjikan pemain andalan sekolah, punya sahabat setia, dan masa depan yang bisa dibanggakan. Namun semua itu mulai runtuh ketika rasa ingin tahu dan pelarian dari tekanan hidup membawanya ke dunia narkotika.
Film ini diangkat dari memoar Jim Carroll, menampilkan Leonardo DiCaprio sebagai pusat cerita yang membawa penonton masuk ke lorong-lorong kumuh New York.
Baca Juga: Geostorm (2017): Ketika Teknologi Pengendali Cuaca Berbalik Menghancurkan Dunia
Di sinilah mimpi dan bakat dipertaruhkan, terhanyut dalam arus candu yang mengikis persahabatan, keluarga, dan bahkan harga diri.
Baca Juga: Wild Card (2015): Penjaga Keamanan, Trauma Masa Lalu, dan Jalan Kekerasan yang Tak Pernah Selesai
Scott Kalvert menggarapnya dengan visual yang kontras lapangan basket yang penuh cahaya, berlawanan dengan gang sempit yang basah dan remang. Musik latarnya memperkuat atmosfer kelam, menegaskan satu keputusan keliru bisa mengubah seluruh arah hidup.
Baca Juga: The Glass House (2001): Rumah Indah, Rahasia Gelap, dan Anak-Anak yang Terjebak
Bukan hanya tentang olahraga atau remaja nakal, film ini peringatan keras jatuh bisa sangat cepat, tapi bangkit butuh tenaga yang tak semua orang punya.
Editor : Redaksi