The Handmaiden (2016) Intrik, Hasrat, dan Permainan Kuasa

Tangkapan layar The Handmaiden (2016)
Tangkapan layar The Handmaiden (2016)

JAKARTA - Film Korea Selatan ini diadaptasi dari novel Fingersmith karya Sarah Waters, namun Park Chan-wook memindahkan latar cerita dari Inggris era Victoria ke Korea pada masa penjajahan Jepang. Hasilnya kisah yang kaya, penuh intrik, sekaligus provokatif secara visual.

Ceritanya berpusat pada Sook-hee (Kim Tae-ri), seorang pencopet muda yang direkrut untuk menjadi pelayan pribadi Lady Hideko (Kim Min-hee), pewaris kaya raya yang hidup terkurung di bawah pengawasan pamannya yang manipulatif. 

Baca Juga: BKKBN Jatim Nobar “Panggil Aku Ayah”, Angkat Pentingnya Peran Keluarga Bentuk Karakter Anak

Awalnya, Sook-hee bersekongkol dengan seorang penipu yang menyamar sebagai bangsawan Jepang, dengan rencana menipu dan merebut harta Lady Hideko.

Namun, situasi menjadi rumit ketika Sook-hee justru jatuh cinta pada perempuan yang seharusnya ia khianati. Dari sinilah, lapisan demi lapisan kebohongan, pengkhianatan, dan hasrat terbuka perlahan, menyingkap permainan kuasa yang brutal sekaligus menyakitkan.

Baca Juga: The Hidden Face (2011): Thriller Psikologis yang Mencekam dan Penuh Kejutan

Secara estetika, Park Chan-wook menampilkan visual yang indah dan penuh detail: dari tata busana, arsitektur rumah bergaya Jepang-Inggris, hingga framing kamera yang mengingatkan pada karya seni lukis. 

Namun di balik keindahan itu, tersimpan tema kelam tentang manipulasi, patriarki, dan perjuangan perempuan menemukan kendali atas tubuh serta nasibnya sendiri.

Baca Juga: The Basketball Diaries (1995): Saat Mimpi Digulung Gelapnya Jalanan

Film ini tidak hanya menawarkan plot twist yang mengejutkan, tetapi juga hubungan emosional yang intens antara dua perempuan yang berusaha merebut kembali kebebasan mereka.

Editor : Redaksi