SURABAYA - Sekjen Partai Golkar, Sarmuji, menyoroti aksi anarkis yang terjadi di Jawa Timur, di mana puncaknya massa melakukan pembakaran Gedung Grahadi, Surabaya, pada Sabtu malam (30/8).
Sarmuji menyesalkan aksi tersebut, mengingat Gedung Grahadi merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang harus dilindungi.
Baca Juga: Musda XI Golkar Surabaya: Evaluasi Kinerja dan Rumuskan Arah Kebijakan Lima Tahun ke Depan
“Sebagai orang Surabaya saya merasa sangat menyesalkan kejadian tersebut,” jelasnya saat dikonfirmasi Tikta.id, Senin (1/9)
Menurutnya, hingga saat ini ia masih heran atas peristiwa tersebut. Sebab, semarah-marahnya arek Surabaya tidak mungkin melakukan pembakaran Gedung Grahadi yang merupakan simbol kebanggaan Jawa Timur.
Baca Juga: Bukan Partai Dinasti, Golkar Surabaya Siap Lahirkan Ketua Baru di Musda XI: Ini Syaratnya
“Gedung tersebut adalah gedung bersejarah yang penuh makna. Demonstrasi itu boleh, asal tidak merusak atau bahkan membakar,” tegasnya.
Pasca peristiwa itu, Sarmuji berharap kejadian tersebut diusut seterang-terangnya. “Ke depan, kami berharap kejadian seperti ini, termasuk merusak dan membakar fasilitas umum, tidak lagi dilakukan,” tandasnya.
Baca Juga: Soal Elektabilitas Golkar di Jatim, Arif Fathoni: Jadi Vitamin Tingkatkan Pelayanan Masyarakat
Banyak masyarakat Kota Pahlawan juga menyayangkan aksi anarkis para perusuh yang dianggap lebih parah dibanding kerusuhan 1998.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 21.30 WIB, ketika massa mulai melempari benda keras dan memaksa masuk dari sisi barat Gedung Grahadi. Mereka menjarah beberapa barang di ruangan wartawan, termasuk komputer, dan membakar ruang kerja Wakil Gubernur yang berada tepat di belakang ruang kerja Emil.
Editor : Redaksi