JAKARTA – Film Fifty Shades of Grey yang rilis pada 2015 sempat menggegerkan dunia perfilman karena mengangkat kisah cinta dengan balutan erotisme yang berani.
Disutradarai Sam Taylor-Johnson, film ini diadaptasi dari novel laris karya E. L. James.
Baca Juga: Geostorm (2017): Ketika Teknologi Pengendali Cuaca Berbalik Menghancurkan Dunia
Ceritanya berfokus pada hubungan unik antara Anastasia Steele (Dakota Johnson), seorang mahasiswi sastra yang polos, dengan Christian Grey (Jamie Dornan), pengusaha muda kaya raya yang penuh misteri.
Baca Juga: Wild Card (2015): Penjaga Keamanan, Trauma Masa Lalu, dan Jalan Kekerasan yang Tak Pernah Selesai
Pertemuan keduanya berkembang menjadi romansa intens yang diwarnai oleh praktik dominasi dan kontrol dalam hubungan asmara.
Meski menuai pro dan kontra, film ini berhasil memikat jutaan penonton, terutama lewat chemistry kuat antara dua pemeran utamanya.
Baca Juga: The Glass House (2001): Rumah Indah, Rahasia Gelap, dan Anak-Anak yang Terjebak
Dengan nuansa sensual yang kental, Fifty Shades of Grey bukan sekadar film romantis, tetapi juga fenomena budaya populer yang menimbulkan perdebatan mengenai batas cinta, gairah, dan kebebasan dalam hubungan.
Editor : Redaksi