JAKARTA - Unfaithful (2002) drama perselingkuhan yang tak hanya menyorot hubungan terlarang, tapi bagaimana satu keputusan kecil mampu mengguncang kehidupan yang sebelumnya terasa sempurna. Film ini mengikuti kisah rumah tangga Connie dan Edward, pasangan mapan yang tinggal di pinggiran kota dengan kehidupan yang tampak ideal.
Segalanya berubah ketika Connie bertemu Paul, seorang pria misterius dengan daya tarik yang sulit dijelaskan. Pertemuan acak di tengah hujan berlanjut menjadi rangkaian pertemuan rahasia, dan perlahan Connie terjebak dalam hubungan yang membuatnya ketagihan sekaligus tersiksa. Perselingkuhan bukan lagi soal rasa penasaran, tapi pelarian atas rutinitas.
Baca Juga: Resident Evil: Ketika Virus T-V Mengubah Dunia Menjadi Neraka
Film ini menggambarkan kegelisahan Connie secara intens. Setiap pertemuan dengan Paul memberi sensasi berbahaya, sementara pulang ke rumah membuatnya dibayangi rasa bersalah. Emosi itu terlihat jelas lewat gesture, tatapan, dan sikapnya, bahkan sebelum Edward mengetahui apa yang terjadi.
Ketika Edward menemukan bukti perselingkuhan itu, film berubah dari drama menjadi thriller psikologis. Rasa marah, kecewa, dan harga diri yang terluka mendorongnya ke titik terendah. Keputusan spontan yang diambil Edward menjadi titik balik cerita dan mengubah segala sesuatu menjadi jauh lebih gelap.
Baca Juga: Resident Evil: Ketika Virus T-V Mengubah Dunia Menjadi Neraka
Kekuatan film ini bukan hanya dari plotnya, tapi dari cara ia membedah emosi manusia yang sulit dikendalikan. Unfaithful menunjukkan bahwa perselingkuhan tak sekadar soal kebutuhan fisik, tapi tentang kehampaan batin yang tak pernah diucapkan dalam sebuah pernikahan.
Akhir film membawa penonton pada pertanyaan penting: apakah keduanya mampu memperbaiki hidup mereka setelah batas itu dilanggar? Bukan jawaban yang diberikan, tapi kegamangan dan di situ letak kuatnya film ini. Penonton dibiarkan berpikir, bukan diatur untuk menyalahkan satu pihak saja.
Baca Juga: Fractured (2019): Saat Rumah Sakit Menjadi Tempat Hilangnya Kebenaran
Unfaithful menjadi pengingat bahwa setiap pilihan punya konsekuensi. Bahkan ketika cinta masih ada, luka yang ditimbulkan bisa begitu dalam hingga hidup tak pernah sama lagi.
Editor : Redaksi