MALANG – Pendidikan dan Latihan (Diklat) Bela Negara, Wawasan Kebangsaan, dan Kepemimpinan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Jawa Timur resmi dibuka di Dodikjur Rindam V/Brawijaya, Lawang, Malang, pada 6–7 Desember 2025.
Kegiatan ini diikuti oleh 100 peserta yang terdiri dari pengurus FPK Jawa Timur sebanyak 40 orang, FPK kabupaten/kota 13 orang, Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) 15 orang, Mahasiswa Telkom Surabaya 2 orang, serta Pemuda Pancasila Kota Surabaya 30 orang.
Baca Juga: FPK Jawa Timur dan Kota Malang Jalin Koordinasi Strategis untuk Penguatan Persatuan
Acara dibuka oleh Mayor Cba Agus Budi, S.Sos., Wakil Komandan Dodikjur Rindam V/Brawijaya, yang juga memberikan materi tentang wawasan kebangsaan. Selain itu, Kapten Inf Arik Hariyanto turut menyampaikan materi mengenai kepemimpinan lapangan.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Timur, Eddy Supriyanto, menyampaikan paparan penting mengenai kondisi terkini Jawa Timur yang menjadi salah satu wilayah perhatian pemerintah pusat terkait pencegahan radikalisme dan terorisme.
“Jawa Timur termasuk dalam tiga provinsi yang mendapat perhatian khusus dari BNPT dan Densus 88, bersama Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Ada enam daerah yang menjadi fokus, yakni Surabaya, Sidoarjo, Probolinggo, Lamongan, Malang, dan Magetan. Kini penyebarannya juga mulai merambah ke Banyuwangi, Jember, dan Madura,” ujar Eddy.
Ia mengungkapkan bahwa hingga tahun ini terdapat 110 anak di Indonesia yang sudah terpapar paham radikal, di antaranya 10 anak berasal dari Jawa Timur. Anak-anak tersebut umumnya masih duduk di bangku SMP dan menjadi korban paparan konten radikal di media sosial.
“Kebanyakan orang tua tidak menyadari anaknya sudah terpapar. Anak-anak ini terpengaruh melalui media sosial, sementara orang tuanya sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Karena itu, penting bagi kita semua untuk lebih mengawasi penggunaan media digital di kalangan remaja,” tegasnya.
Baca Juga: Forum Pembauran Kebangsaan: Rumah Bersama untuk Keberagaman dan Penguatan UMKM
Selain isu radikalisme, Eddy juga menyoroti meningkatnya kasus kriminalitas remaja, seperti judi online, tawuran, dan penyalahgunaan narkotika yang kini melibatkan banyak pelajar SMP dan SMA.
“Data kami menunjukkan, dari 900 pelaku yang diamankan pada akhir Agustus lalu, hampir separuhnya adalah pelajar SMP dan SMA. Ini menunjukkan pentingnya peran bersama untuk membentengi generasi muda,” tambahnya.
Ketua Panitia Diklat, O.D.J. Halley, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan menumbuhkan semangat bela negara, menjaga keutuhan wilayah, dan menanamkan nilai-nilai Pancasila.
Baca Juga: FPK Jatim dan GEBU Minang Evaluasi Suksesnya Festival Bazar Ramadan 2025
“Peserta dibekali lima unsur dasar bela negara, yakni cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan terhadap ideologi Pancasila, kerelaan berkorban, serta kemampuan awal bela negara, baik secara fisik maupun non-fisik,” ujar Halley.
Sementara itu, Ketua FPK Jawa Timur, H.R. Mohammad Ali Zaini, menegaskan bahwa bela negara bukan hanya berarti kesiapan militer, tetapi juga tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
“Bela negara adalah sikap, tekad, dan tindakan warga yang dijiwai kecintaan kepada tanah air untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Wujudnya bisa dalam bentuk sederhana, seperti taat aturan, menjaga budaya, hingga berkontribusi dalam pendidikan dan inovasi,” jelas Ali Zaini.
Editor : Redaksi