TIKTA.id, Surabaya - Basha Market memulai langkah pertama di 2014, membawa tema Broadway dan memiliki visi untuk menjadi wadah bagi industri kreatif yang saat itu belum banyak diapresiasi.
Devina Sugono, Co-Founder Basha mengatakan, selama sepuluh tahun Basha Market konsisten menjaga semangat kreativitas dan melakukan berbagai inovasi untuk turut berperan membantu brand-brand lokal yang ada di Indonesia.
Baca juga: Debat Kedua Pilkada Bondowoso, Paslon 02 Kenakan Kaos dan Jaket Produk UMKM Lokal
Di sisi lain dukungan pemerintah melalui gerakan Bangga Indonesia juga mendorong pertumbuhan brand lokal meningkat di berbagai sektor industri, khususnya industri kreatif.
Devina menyebutkan, perjalanan sepuluh tahun bukanlah perjalanan yang mudah, banyak adaptasi yang dilakukan oleh Basha hingga bisa berada di titik ini.
Baca juga: Debat Kedua Pilkada Bondowoso, Paslon 02 Kenakan Kaos dan Jaket Produk UMKM Lokal
“Kalau kita mengingat di awal Basha 2014, mencari brand lokal sangat susah. Dulu kita ketok pintu dari satu brand lokal ke brand lokal lainnya untuk bergabung menjadi vendor Basha,' ujar Devina.
Awalnya memang tidak banyak acara-acara sejenis Basha Market di Surabaya dan hal tersebut membuat Basha belum dapat mengukur tingkat kepuasaan masyarakat dan brand lokal mengenai acara ini.
Baca juga: Ning Lia Reses di Tuban, Fatayat NU Minta Pemberdayaan Kaum Perempuan dan Pelaku Ekonomi Kreatif
Menurutnya, Sempat juga ada pertimbangan menjadikan Basha sebagai sesuatu yang lebih permanen.
"Pernah ada kepikiran hal tersebut, namun ternyata apa yang kita pikirkan jauh berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di lapangan. Antusiasme masyarakat sangat tinggi, bahkan selalu meningkat di setiap tahunnya dan yang terpenting adalah dampak ke brand lokalnya juga sangat baik,” ungkap Devina.
Editor : Redaksi