Tikta.id - Direktur Center Development of Economic and Politics (cDep) Mohammad Badaruddin, mengatakan, Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan istimewa bagi ummat muslim di seluruh dunia.
Sebab, menurutnya di bulan ini dilaksanakan bulan Haji bagi ummat Islam se dunia.
Baca juga: Lawan Kotak Kosong, Direktur cDep Ingatkan Erji Jangan Terlalu Pede, Itu Berisiko
"Bulan Dzulhijjah merupakan bulan penuh ampunan dari Allah SWT, yang mana pada 10 awal Dzulhijjah banyak keistimewaan yang diberikan Allah SWT kepada ummat muslim." katanya, melalu keterangannya, Rabu (19/6).
"Saya mengucapkan selamat hari raya idul Adha 1445 H/2024 M, mohon maaf lahir dan batin, lanjut Cak Badaruddin yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPW Perindo Jatim." tambahnya.
Ia menjelaskan, 10 Dzulhijjah merupakan hari raya Idul Adha 1445 H bertepatan 17 Juni 2024, yang merupakan puncak ibadah haji di Mekkah.
Pun Idul Adha juga merupakan peristiwa besar yang di alami oleh Nabi Ibrahim Alaihis Salam dan putranya Nabi Ismail Alaihis Salam.
Baca juga: HUT Kemerdekaan RI, Direktur cDep Ucapkan Dirgahayu Republik Indonesia ke-79
"Perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim Alaihis Salam melalui mimpi sebanyak tiga kali, untuk menyembelih putranya Nabi Ismail Alaihis Salam. Sebagai bentuk ketaatan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, baik Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail Alaihis Salam dan ibundanya mengiyakan perintah Allah SWT tersebut meskipun ada godaan dari Iblis." urainya.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari peristiwa tersebut, kata Badaruddin adalah kesetiaan, pengorbanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT sang Maha Pencipta.
"Jika para pemimpin bangsa ini baik presiden, gubernur, walikota, bupati mengambil hikmah dari peristiwa Idul Adha maka Indonesia akan makmur dan sejahtera, lanjut cak Badar." tutur Dosen IKBIS (institut kesehatan dan bisnis Surabaya) ini.
Baca juga: Momentum 1 Muharram 1446 H, Ini Pesan Direktur cDep
Dengan demikian, dia meyakini tindakan sewenang-wenang, perilaku koruptif dan abuse of power tidak akan terjadi.
Bahkan beber dia, para pemimpin bisa melakukan dan membuat kebijakan yang pro rakyat demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
"Bangsa ini harus banyak belajar dari peristiwa sejarah kenabian dan kerasulan dari para pemimpin agung jika bangsa ini ingin mewujudkan tujuan berbangsa dan bernegara sesuai dengan pembukaan UUD 1945," ujarnya.
Editor : Redaksi