Diintimidasi OTK Melalui Akun Sosmed, Ketua BEM Fisip Unair: Itu Tidak Wajar!

Reporter : Aldi Fakhrudin
BEM Fisip Unair

SURABAYA - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, mendapat ancaman atau ancaman orang tak dikenal (OTK) melalui salah satu akun sosial media (sosmed).

Ketua BEM Unair Tuffahati Ullayah menganggap, ancaman itu tidak wajar, sekaligus khawatir akan berdampak pada psikologis bagi mahasiswa dalam berekspresi, dan menuntut keadilan serta kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Resmi Dibuka, European Union Center Teken MoU dengan Unair

"Dampak dari danau intimidasi ini, kami menghawatirkan nanti teman-teman yang menyuarakan itu akan menjadi takut dan gentar, ini akan menjadi ancaman untuk kebebasan berekspresi," ujarnya Selasa (29/10).

Kendati mendapatkan ancaman, pihaknya berkomitmen tetap kritis menyuarakan hak-hak konstitusional, sebab hal ini merupakan bentuk pengawalan isu sosial politik.

"Ini tidak akan mengubah apapun, dari BEM FISIP yang awal sikapnya kritis dan selalu mengawal isu sosial dan politik dengan adanya ancaman kebebasan berekspresi dari serangan cyber ini tidak akan gentar sama sekali," imbuhnya.

Kendati begitu, pihaknya masih belum beriniasiatif untuk membawa ke ranah hukum. Saat ini hanya menginventarisir mahasiswa mendapatkan bullying.

Baca juga: Dosen Unair Tingkatkan Daya Tarik Pengunjung Desa Wisata Sidoharjo, Kulon Progo

"Kalau langkah hukum per-hari ini kita masih belum menentukan langkah selanjutnya cuma sekarang yang dilakukan BEM FISIP adalah menginventarisir teman-teman yang sedang dapat ancaman dan bullying itu tadi," ucap dia.

Maka dari itu, pihaknya menekankan peristiwa ini tidak mengurangi teman-teman Ormawa untuk aktif dalam organisasi.

"Semoga ini ga jadi insiden buruk bagi teman-teman Ormawa lainnya," tuturnya.

Baca juga: Hadiri Ujian Terbuka AHY, LaNyalla Berharap Disertasi Menteri ATR/BPN Wujudkan Indonesia Emas

Sebagai informasi: Sebelum mendpatakan ancaman, BEM Fisip Unair melakukan serangkaian gerakan, dimulai dari karangan bunga, salah satu kata mempunyai diksi dianggap tidak sesuai dengan kultur akademi di kampus unair.

Kemudian pertemuan antara BEM dengan Dekan FISIP terkait penggunaan diksi yang tidak sesuai dengan kultur akademik di kampus tersebut, Senin (28/10) 

Editor : Redaksi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru