SURABAYA – Komisi D DPRD Surabaya menggelar audiensi dengan manajemen Rumah Sakit Eka Candrarini guna membahas target pendapatan dan anggaran rumah sakit tersebut. Dalam pertemuan ini, terungkap adanya ketidakseimbangan antara penurunan target pendapatan dan peningkatan anggaran belanja yang menjadi perhatian serius oleh Imam Syafi'i Anggota Komisi D DPRD Surabaya.
Sebelumnya, target pendapatan rumah sakit ditetapkan sebesar Rp105 miliar. Namun, angka tersebut kemudian diturunkan secara drastis menjadi Rp46 miliar. Di sisi lain, anggaran belanja justru mengalami peningkatan signifikan dari Rp5,1 miliar menjadi Rp69 miliar. Dengan perubahan ini, total anggaran yang diajukan mencapai lebih dari Rp100 miliar.
Baca juga: Perubahan Sistem PPDB, Akmarawita Kadir: Penggunaan Domisili Cegah Praktik Jual Beli
Imam, menilai adanya ketidakseimbangan dalam pengelolaan anggaran rumah sakit tersebut. Ia menegaskan bahwa penambahan anggaran seharusnya diikuti dengan strategi peningkatan target pendapatan agar keuangan rumah sakit tetap stabil.
"Ada ketidakcocokan antara penurunan target pendapatan dan peningkatan anggaran belanja yang dianggap tidak sejalan. Penambahan anggaran seharusnya diimbangi dengan peningkatan target pendapatan," ujar Legislator Nasdem, Senin (3/2).
Baca juga: Johari Mustawan: Posyandu Harus Jadi Mitra Strategis Pemerintah
Selain itu, Imam juga menyoroti pentingnya mendefinitifkan posisi Direktur Rumah Sakit Eka Candrari, yang saat ini dijabat oleh Dr. Gigi Bisukma Kurniawati, sekaligus menjabat sebagai Direktur Utama RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH). Menurutnya, kepemimpinan yang terfokus akan berdampak positif pada pengelolaan serta peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit.
"Penting bagi rumah sakit untuk memiliki pemimpin yang fokus penuh dalam pengelolaan. Satu rumah sakit sebaiknya dipimpin oleh satu orang secara definitif agar kinerja dan pelayanan kepada masyarakat semakin optimal," tambahnya.
Baca juga: Gantikan PPDB, Cak Ghoni SPMB Harus Jaga Keadilan Pendidikan
Dalam audiensi tersebut, Imam juga memberikan rekomendasi terkait kriteria pimpinan rumah sakit. Ia berharap posisi tersebut diisi oleh dokter, bukan hanya dokter gigi, agar memberikan kesempatan lebih luas bagi tenaga medis lainnya dalam mengemban kepemimpinan.
"Saya berharap pimpinan rumah sakit diisi oleh dokter untuk memberikan kesempatan yang lebih baik bagi tenaga medis lainnya," pungkasnya.
Editor : Redaksi