JAKARTA - Alice Creed (Gemma Arterton) adalah anak tunggal dari keluarga kaya yang diculik oleh dua mantan narapidana, Vic (Eddie Marsan) dan Danny (Martin Compston), yang merencanakan penculikan demi mendapatkan tebusan £2 juta. Ketegangan dimulai saat mereka menyandera Alice di sebuah apartemen yang telah dipasang peredam suara.
Alur utama mengikuti tiga babak:
Baca juga: Oh, Ramona! (2019): Kisah Canggung Remaja, Cinta Segitiga, dan Humor Global
1. Penyiapan: Vic dan Danny menyiapkan apartemen, meletakkan pohon operasi, dan menyandera Alice .
2. Ketegangan & Pengkhianatan: Alice berhasil membuka celah ketegangan saat Danny—yang ternyata adalah kekasihnya—merencanakan pengkhianatan terhadap Vic. Hal ini memicu konflik internal antar mereka
3. Konklusi yang Mengejutkan: Vic ingin membunuh keduanya, tetapi Danny muncul kembali dan menembak Vic. Alice diberikan kunci oleh Vic yang sekarat, lalu melarikan diri, menemukan Danny tewas di mobil, dan menghilang bersama uang tebusan .
Karakter Utama
Alice Creed (Gemma Arterton): Korban penculikan yang cerdas dan berani, tidak menyerah meskipun dalam situasi sangat traumatik. Banyak kritikus memuji performanya sebagai “impressive” dan “finely acted”.
Vic (Eddie Marsan): Pelaku penculikan yang dingin, tegas, dan sangat terencana pemimpin operasi ini.
Danny (Martin Compston): Komplis yang punya konflik batin—terbelah antara cinta pada Alice dan loyalitasnya kepada Vic. Ternyata Danny dan Vic memiliki hubungan romantis di masa lalu.
Konflik & Twist
Hubungan masa lalu antara Danny dan Vic menciptakan dinamika gelap di antara peran mereka sebagai penculik .
Baca juga: Glass Onion: A Knives Out Mystery, Labirin Kekayaan & Kebohongan di Pulau Pribadi
Pengungkapan bahwa Danny adalah pacar Alice menjadi titik balik besar dalam film .
Serangkaian belokan plot (“twist and counter-twist”) membuat film tetap menegangkan hingga akhir .
Pesan Moral & Tema
1. Kepercayaan & Penghianatan - Film ini mengungkapkan seberapa tipis garis antara kepercayaan dan pengkhianatan, bahkan di antara penculik sendiri.
2. Kelangsungan Hidup & Daya Juang - Alice menunjukkan ketahanan ekstrem bawah tekanan psikologis, mencerminkan kemampuan manusia untuk bertahan di situasi terburuk.
3. Dampak Trauma – Rangkaian kekerasan dan manipulasi traumatis menggambarkan betapa hancurnya psikologis seseorang—namun film ini memberikan catatan akhir dengan pelarian Alice yang memberi harapan minimal akan kehidupan baru.
Baca juga: Glass Onion: A Knives Out Mystery, Labirin Kekayaan & Kebohongan di Pulau Pribadi
Kesimpulan & Penerimaan
Durasi singkat (~100 menit) dan setting terbatas meningkatkan nuansa tegang yang intens .
Disambut baik oleh kritikus, skor Rotten Tomatoes 81%, dengan pujian atas ketegangan dan performa trio pemeran utama.
Dianggap sebagai debut menonjol dari sutradara J. Blakeson, dengan teknik penceritaan dan visual yang matang.
The Disappearance of Alice Creed menyajikan thriller kriminal yang menggetarkan, dipenuhi kejar-mengejar psikologis, pengkhianatan menyesakkan, dan akting brilian dari ketiga pemerannya.
Editor : Redaksi