Soal Pengembangan RSUD Soewandie di Pembahasan RPJPD 2045, Ini Penjelasan Baktiono 

Baktiono
Baktiono

Tikta.id - Ketua Komisi C DPRD Surabaya Baktiono mengatakan, dalam pembahasan RPJPD 2025 - 2045 dengan beberapa pihak sudah mengusulkan beberapa gagasan, salah satunya pengembangan RS Soewandie, 

Namun sebut Baktiono ditolak RS Soewandie karena menginginkan kualitas pelayanan pasien sampai sembuh dan perlu dirujuk.

Baca Juga: KPU Surabaya Sebut Pemeriksaan Kesehatan Bacakada Sesuai Rekomendasi

"Itu tergantung direkturnya, kami sudah menyampaikan beberapa gagasan dalam RPJPD 2045." kata Baktiono, kepada wartawan, Sabtu (6/7)

"Jadi inti penolakan itu karena RS Soewandie menginginkan kualitas pelayanan pasien sampai paripurna, kualitas pelayanan sampai sembuh tidak perlu dirujuk lagi," tambah Baktiono.

Selian itu, tutur legislator senior PDI Pejuangan tersebut RS Soewandie juga menolak status kelas rumah sakit.  

Baca Juga: Pemeriksaan Kesehatan Cawali Surabaya, RSUD Soewandie Terjunkan Dokter Spesialis

Baktiono menjelaskan, status kelas RS Soewandhie saat ini kelas B atau pendidikan atau B plus seperti Rumah Sakit Haji maupun Rumah Sakit BDH.

"Jadi bukan pengembangan dari rumah sakit itu sendiri, kualitas pelayanan (kepada pasien) ini sampai tuntas. Artinya sampai tuntas pasien masuk sampai sembuh penyakit apapun, dan juga menolak tentang status kelas rumah sakit. beber Baktiono, 

Baca Juga: Tahapan Pilkada Serentak 2024, Erji Lakukan Pemeriksaan Kesehatan di RSUD Soewandie

Maka dari itu, Selian sektor kesehatan, dalam pembasahan RPJPD 2045 Komisi C bersama Bapendalitbang sepakat kelas RS Soewandie naik menjadi Rumah Sakit tipe A.

"Jadi kelas A itu juga menyangkut tentang jumlah kamar, fasilitas kesehatan lainnya, alat-alat kesehatan juga tenaga terampil atau tenaga ahli atau dokter ahli." jelasnya.

Editor : Redaksi