SAMPANG - Aliansi Wartawan Surabaya (AWS) menggelar pelatihan jurnalistik di Pondok Pesantren atau Ponpes Nazhatut Thullab Prajjan, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, pada Sabtu (7/9).
Ketua Umum AWS Kiki Kurniawan memberikan materi seputar ilmu Jurnalistik. Ia menyampaikan, ilmu jurnalistik memiliki kesamaan dalam beberapa ajaran islam.
Baca Juga: Perkuat Sinergitas, Kapenrem Bhaskara Jaya Silaturahmi ke Markas AWS
"Ilmu jurnalistik memiliki kesamaan dalam beberapa prinsip ajaran islam meskipun hal tersebut tidak langsung dari ajaran islam itu sendiri." kata Kiki melalui keterangannya.
Kiki menjelaskan, bila mau menelaah lebih dalam kesamaan tersebut di antaranya:
Pertama: Kejujuran dan Kebenaran (Al-Sidq), prinsip utama dalam jurnalistik adalah berita dengan benar dan jujur.
Kedua: Keadilan (Al-'Adl), seorang Jurnalis harus adil dan tidak memihak sehingga berita yang disampaikan bisa berimbang.
Ketiga: Amanah (Kepercayaan), seorang Jurnalis harus mampu bertanggung jawab dalam menjaga amanah memberikan berita dengan benar tanpa manipulasi atau penyimpangan.
Keempat: Menjauhi Fitnah Islam melarang menyebarkan fitnah atau menyebarkan berita bohong (Hoax) karena dapat merusak reputasi seseorang.
Kelima: Menghormati Privasi dan Martabat Orang lain, menurutnya Islam mengajarkan untuk selalu menghormati dan di larang merendahkan orang lain.
Baca Juga: Perkuat Sinergitas, Kapenrem Bhaskara Jaya Silaturahmi ke Markas AWS
"Saya kira 5 prinsip ini sudah sangat jelas jika kita benar benar mengamalkannya dengan benar insha allah semua informasi yang di dapat oleh masyarakat akan berdampak positif dan mampu membangun negeri ini lebih baik lagi nantinya," beber Kiki.
Samsul Muarif Setiawan, mengajak para santri untuk mengenal sejarah yang mana penemu kamera adalah seorang cendekiawan Muslim.
"Kita semua patut berbangga bahwa para pendahulu kita Cendekiawan Muslim telah menemukan tehnik optik yang di sebut kamera dan sampai sekarang kamera yang berawal dari bahasa Arab yaitu Qamara masih tetap digunakan hingga sekarang. Dan kitab " Al Manadhir" yang ditulis oleh Ibnu Al Haytham menjadi rujukan pengembangan technology di dunia. Untuk itu kita sebagai generasi penerus wajib hukumnya untuk mempelajari sejarah dari para pendahulu kita supaya tidak salah dalam menggunakan ilmunya," beber Sam Arif kepada para Santri yang mengikuti pelatihan kala itu.
Syaiful Hidayat memotivasi para santri menjadi insan yang gemar menulis. Menurutnya menulis bukanlah sesuatu yang sulit dan bisa dilakukan oleh siapapun.
Baca Juga: Semerakkan HUT Kemerdekaan RI ke-79, AWS Sukses Gelar Lomba Foto
"Saya ambil kutipan seorang sastrawan legendaris Indonesia yaitu Pramoedya Ananta Toer. Pramoedya Ananta Toer ini pernah berkata 'orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang didalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian," imbuhnya.
Pengurus Pondok Pesantren Nazhatut Thullab, Muh. Sholeh Hoddin menyampaikan terima dengan pelatihan tersebut.
Menurutnya, pelatihan ini penting dalam penguatan akhlakul karimah bagi para santri untuk mengenal ilmu jurnalistik secara benar.
"Semoga pelatihan dari AWS tidak berhenti sampai disini, tetapi bisa berlanjut kedepan, tidak hanya berita tulisan, tetapi juga foto dan video Jurnalistik dan semoga semua pengurus AWS mendapatkan berkah dari Allah SWT atas bentuk pengabdiannya kepada masyarakat dengan berbagi ilmu yang bermanfaat," ucap Soleh
Diketahui: Pondok Pesantren Nazhatut Thullab Prajjan salah satu pondok tertua di wilayah Madura. Pondok ini berdiri pada 1702 yang didirikan Kyai Abdul Alam.
Editor : Redaksi