Banjir Meluas, Ketua DPRD Desak Pemkot Fokus pada Infrastruktur

Adi Sutarwijono
Adi Sutarwijono

SURABAYA - Ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwijono, mengaku menerima banyak aduan masyarakat terkait persoalan banjir, termasuk di kawasan yang sebelumnya belum tersentuh genangan sama sekali. 

Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya tersebut, menekankan pemkot di tahun 2025 sebaiknya fokus pada penanganan infrastruktur banjir.

Baca Juga: Hidrometeorologi, Fathoni Imbau Pemkot Sosialisasi dan Bikin Pelatihan Tanggap Bencana

"Banyak kalangan yang mengeluhkan banjir begitu luas dan mengganggu aktivitas keseharian masyarakat, termasuk di daerah yang semula tidak banjir sekarang jadi banjir. Kita berharap di tahun 2025 ini betul-betul pemkot memfokuskan persoalan infrastruktur banjir di kota Surabaya." kata Adi, Sabtu (4/1).

Adi menjelaskan, penanganan banjir di kota Pahlawan merupakan PR yang harus dituntaskan oleh Walikota Surabaya Eri Cahyadi di tahun 2025.

Adi menyebut, isu banjir akhir-akhir ini meresahkan masyarakat usai beberapa titik di kota Pahlawan diterjang genangan.

Baca Juga: Antisipasi Banjir Surabaya, DPRD Tekankan Deteksi dan Solusi Tepat

"Salah satu PR di tahun 2025 harus dituntaskan oleh Walikota Surabaya adalah penanganan infrastruktur masyarakat yang selama ini menjadi isu, salah satunya adalah banjir," bebernya

Sebelumnya, Walikota Surabaya Eri Cahyadi bertemu Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Hendra Ahyadi di Ruang Kerja Wali Kota pada Kamis (2/1/). Membahas bagaimana merawat dan menjaga sempadan sungai untuk meminimalisir adanya banjir. 

Baca Juga: Parkir Liar di KBS, DPRD Surabaya: Merugikan Masyarakat, Desak Dishub dan Satpol PP Tindak Tegas

Eri menjelaskan, kondisi sungai di Kota Pahlawan sedang tidak baik-baik saja. Saat menerima aliran sungai dari daerah lain seperti Kediri, Jombang dan Mojokerto, Kali Jagir Wonokromo tidak bisa menampung, akhirnya airnya dan meluap ke beberapa ruas jalan. 

"Meskipun BBWS sudah mengatur dan mengalihkan sebagian jalur, ternyata Kali Jagir tetap tidak bisa menampung sampai akhirnya meluap. Bayangkan kalau semua jalur dibuka, Surabaya ini akan tenggelam. Untuk itu, kami sengaja membuat box culvert yang ukurannya besar untuk menampung air ketika hujan tapi masih belum bisa masuk ke sungai besar, jadi akan tertampung sementara di dalam box culvert," terang Eri.

Editor : Redaksi