MALANG - Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RSUB) menjadi saksi dimulainya uji klinis fase 3 teknologi terapi modern berbasis gelembung nano hidrogen yang dikembangkan oleh RAHO Club.
Penelitian ini merupakan hasil kerja sama strategis antara Institut Molekul Indonesia (IMI), RSUB, dan RAHO Club yang bertindak sebagai sponsor tunggal pendanaan penelitian.
Baca Juga: KAI Logistik Hadirkan Service Point di Kawasan Universitas Brawijaya Malang
Teknologi injeksi intravena gelembung nano hidrogen diharapkan menjadi terobosan dalam terapi komplementer penyakit Parkinsonism, sebuah gangguan neurodegeneratif yang ditandai dengan penurunan progresif fungsi sel saraf.
Dengan jumlah penderita Parkinsonism global yang mencapai 6,1 juta orang, inovasi ini membawa harapan baru melalui mekanisme yang lebih mendalam dalam memperbaiki kondisi kesehatan pasien.
Rektor Universitas Brawijaya sekaligus penasihat IMI, Widodo, secara resmi meresmikan uji klinis tersebut pada September 2024.
Dalam sambutannya, Widodo menegaskan langkah ini semakin mengukuhkan RSUB sebagai rumah sakit pendidikan yang berkontribusi pada penelitian kesehatan modern.
Ia menjelaskan, tim dokter peneliti RSUB, di antaranya Siti Nurlaela, Aris Widayati, Novita Titis Harbiyanti, dan An Nisaa Novrizka Sari, turut didukung oleh tim IMI yang dipimpin Emmy Endang, CIPS, dan Aditya Tri Hernowo.
"Selain itu, penelitian ini juga melibatkan pakar neurologi seperti Eko Arisetijono." katanya, Kamis (16/1)
Tokoh penting lainnya yang hadir adalah penasihat IMI, Sutiman Bambang Sumitro, dan Aulanni’am, serta Ketua RAHO Club, Kan Eddy, yang sekaligus menjadi pendukung utama penelitian. Ketua IMI, Akhmad Sabarudin, bersama beberapa dokter senior lainnya, turut memberikan kontribusi ilmiah dalam mendukung penelitian ini.
Baca Juga: KAI Logistik Hadirkan Service Point di Kawasan Universitas Brawijaya Malang
Ketua tim penelitian, Siti Nurlaela, menegaskan bahwa inovasi ini adalah revolusi dalam tata laksana Parkinsonism.
Ia mengatakan, penelitian ini direncanakan berlangsung selama satu tahun di RSUB.
“Selama ini, terapi hanya berfokus pada pengendalian gejala. Namun, penelitian ini menawarkan solusi untuk memperbaiki kerusakan saraf secara mendasar,” jelasnya.
Ketua RAHO Club, Kan Eddy, yang kini berusia 84 tahun, turut berbagi kisah inspiratif.
Baca Juga: Ansor Jatim, Minta Kader Berkiprah dan Berkontribusi untuk Pembangunan Bangsa
Ia adalah salah satu pasien awal yang merasakan manfaat langsung dari terapi ini.
"Setelah bertahun-tahun mengalami keterbatasan gerak akibat Parkinsonism, kesehatannya berangsur membaik hingga mampu kembali beraktivitas normal setelah menjalani terapi gelembung nano hidrogen." tuturnya.
Menurutnya, pengalaman tersebut memberikan keyakinan bahwa terapi inovatif ini dapat menjadi harapan baru bagi jutaan pasien Parkinsonism di seluruh dunia.
"Jika penelitian ini berhasil, manfaatnya tidak hanya akan terasa pada pasien, tetapi juga menciptakan inspirasi bagi pengembangan penelitian medis masa depan." tutupnya.
Editor : Redaksi