Ibunda Wafat, Rektor Unitomo Tulis Pesan Rindu dari Tanah Suci: “Ada Ayat Cinta untuk Ibunda”

Depan, Ibunda Siti Marwiyah & Mahfud MD Saat ikut mengantarkan keberangkatan umroh ke bandara juanda surabaya.
Depan, Ibunda Siti Marwiyah & Mahfud MD Saat ikut mengantarkan keberangkatan umroh ke bandara juanda surabaya.

PAMEKASAN – Kabar duka menyelimuti keluarga besar Rektor Universitas Dr. Soetomo, Siti Marwiyah, Sang ibunda tercinta, Siti Khadijah, tutup usia pada Jumat pagi (17/1) pukul 06.10 WIB di Pamekasan

Kabar duka ini disampaikan langsung oleh Siti Marwiyah melalui akun Instagram pribadinya, @sitimarwiyah_iyat. Saat kabar tersebut tiba, Iyat sapaan akrab Siti Marwiyah sedang menunaikan ibadah umroh di Tanah Suci Makkah.

Baca Juga: Fikom Unitomo Kupas Tantangan Public Relations di Era Post-Truth

Dalam unggahan penuh haru, Iyat membagikan foto kenangan bersama sang ibu, mulai dari menyuapi hingga mencium tangan dan kaki ibundanya, lengkap dengan pesan yang menggambarkan rasa kehilangan mendalam.

“Kekasih hatiku telah pergi. Ibuku telah pergi memenuhi panggilan Sang Khalik, hari ini Jumat 17 Januari/27 Rajab pukul 06.10 di rumah Pamekasan,” tulis Iyat.

Sebagai putri bungsu yang setia merawat ibundanya selama tiga tahun terakhir, Iyat mengisahkan momen-momen penuh cinta bersama sang ibu. "Aku dan semua anak, cucu, cicit kaget dan bersedih. Serasa masih kurang bersama ibukku. Aku tahu karena usia ibuk yang sudah 94 tahun, suatu saat akan dipanggil bertemu Sang Ilahi. Tapi ketika ibukku pergi meninggalkan kami semua, sungguh kaget. Belum siap rasanya ditinggal ibukku," ungkapnya.

Baca Juga: Gelar Raker, IKA PMII Perjuangan Unitomo Perkuat Database dan Jaringan Alumni

Ia juga mengenang saat-saat terakhir bersama Hj. Siti Khadijah sebelum keberangkatannya ke Tanah Suci. “Apalagi saat ini aku, anakku, kakakku, dan ponakan sedang umroh, sehingga tidak bisa menyentuh tubuhnya, memandikannya, menciumnya yang terakhir kali, dan mengantarkan ke peristirahatan panjangnya. Saat kami berangkat umroh, ibu masih mengantar keberangkatan kami ke bandara,” tambahnya.

Kepergian Siti Khadijah di hari Jumat, hari yang penuh keberkahan dalam Islam, disebut Iyat sebagai jawaban atas doa sang ibu. "Setelah menunaikan salat Subuh, ibukku mengeluh perutnya serasa tidak enak. Ketika diberikan pisang, hanya dimakan satu suapan. Setelah itu pucat dan lemas," ujarnya.

Baca Juga: Mahasiswa KKN Unitomo Gelar Simulasi dan Penyuluhan Kebakaran di Desa Keboansikep

Dalam unggahan lain di media sosialnya, Iyat menyampaikan keyakinannya bahwa sang ibu wafat dalam keadaan husnul khatimah. "Ibukku, kepergianmu sungguh indah. Wajahmu tersenyum, InsyaAllah husnul khatimah," tulisnya.

Ia juga mengenang hafalan Surah Yasin ibundanya, yang diyakini menjadi bekal menuju keabadian. "Surah Yasin yang masih ibu hafal akan menjadi surat cinta kepada Tuhan yang akan mengantarkan ibu menuju surganya," tutupnya.

Editor : Redaksi