SURABAYA – Anggota Komisi B DPRD Surabaya, Agoeng Prasodjo, meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk lebih waspada terhadap potensi permainan harga di pasar, meskipun stok pangan dilaporkan aman hingga tiga bulan ke depan.
Ia menegaskan pentingnya menjaga sinergi dengan daerah penghasil pangan untuk memastikan distribusi berjalan tanpa kendala dan menghindari keterlibatan pihak ketiga.
Baca Juga: Pendapatan Parkir Jauh dari Target, Komisi B Soroti Manajemen Dishub Surabaya
"Surabaya ini bukan kota agraris, jadi pasokan kita bergantung pada daerah lain. Kolaborasi langsung antar kota dan kabupaten harus tetap dijaga, misalnya untuk cabai atau komoditas lain," ujar Agoeng kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Ia mengungkapkan, salah satu penyebab lonjakan harga adalah praktik tengkulak yang membeli hasil panen petani jauh sebelum panen tiba. Hal ini membuka celah permainan harga di pasar.
"Kalau distribusi lewat pihak ketiga, pasti ada keuntungan yang mereka ambil. Pemkot harus menghindari jalur ini agar harga tetap stabil," katanya.
Baca Juga: Pengerjaan Infrastruktur Jangan Asal-asalan, Agoeng Minta Pengawas dari ASN
Agoeng juga menyarankan Pemkot untuk memaksimalkan urban farming dengan memanfaatkan lahan kosong milik pemerintah sebagai langkah memperkuat ketahanan pangan.
"Surabaya punya banyak lahan kosong yang bisa digunakan. Tanaman seperti sawi, kangkung, atau tomat cocok untuk dikembangkan di kota ini," jelasnya.
Menurutnya, urban farming tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga bisa mendukung program padat karya bagi masyarakat, misalnya melalui pemberian benih gratis kepada petani kota.
Baca Juga: Proyek Infrastruktur, Komisi C: Pengawas Harus Aktif Turun ke Lapangan
Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (BPSDA) Surabaya, Vykka Anggradevi Kusuma, memastikan stok pangan Kota Surabaya mencukupi berdasarkan Indeks Kecukupan Pangan (IKP) sebesar 3,8 hingga Desember 2024.
"Dengan indeks ini, kebutuhan pangan Surabaya mencukupi sampai tiga bulan ke depan," ujar Vykka.
Editor : Redaksi