Setelah Sidak, DPRD Surabaya Gelar RDP Bahas Evaluasi Rumah Potong Unggas di Kawasan Lakarsantri

Fajar dan Baktiono
Fajar dan Baktiono

SURABAYA – Komisi B DPRD Surabaya menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait evaluasi Rumah Potong Unggas (RPU) yang baru pertama kali berdiri di kawasan Jeruk, Lakarsantri, pada Senin (28/4).

RDP ini merupakan tindak lanjut dari inspeksi mendadak (sidak) yang dilaksanakan oleh Komisi B pada Senin (21/4) lalu, di mana ditemukan berbagai ketidaksesuaian standar fasilitas, akses jalan yang kurang memadai, serta belum tersedianya pasokan air bersih dari PDAM.

Baca Juga: DPRD Jatim Soroti Diskriminasi terhadap Madrasah, Hikmah Bafaqih Desak Pemprov Beri Perhatian Serius

Anggota Komisi B DPRD Surabaya, Baktiono dari Fraksi PDI-P, menyatakan, bahwa pendirian RPU ini bertujuan, untuk menggantikan praktik pemotongan unggas di pasar-pasar tradisional yang dinilai mengganggu masyarakat dan pedagang sekitar.

Ia menegaskan, RPU harus memenuhi standar higienitas, kehalalan, serta standar mutu bahan alat pemotongan.

"Hasil sidak kami menemukan bahwa mesin pemotong unggas belum sepenuhnya memenuhi spesifikasi yang disyaratkan. Misalnya, bahan harus menggunakan stainless steel food grade tipe 304, namun masih ada bagian mesin yang belum sesuai," ujar Baktiono. 

Ia juga menyoroti, ketidakstabilan getaran alat washer chiller yang bisa mempercepat kerusakan peralatan. 

"Komisi B telah meminta agar semua peralatan diganti atau diperbaiki, termasuk mengganti rantai pada mesin dengan fan belt berbahan stainless steel, serta memperbaiki sistem mounting agar lebih stabil dan tidak bergetar," jelasnya.

Selanjutnya, Baktiono menyampaikan bahwa Semua rekomendasi itu kini dalam proses perbaikan sebelum serah terima resmi dilakukan.

Baca Juga: Komisi A DPRD Surabaya Bahas Dugaan Penyimpangan Pengelolaan Air oleh Pengembang

Direktur Utama PD Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya, Fajar Isnugroho, mengapresiasi, pembangunan RPU tersebut. Ia menjelaskan bahwa secara keseluruhan bangunan sudah representatif, namun peralatan memang masih membutuhkan penyempurnaan.

"Semua temuan sidak sudah kami tindak lanjuti bersama DPRKPP, terutama pada mesin peniris, gear, washer chiller, dan lainnya. Finishing akhir serta pemolesan mesin kini tengah berlangsung," kata Fajar.

Ia juga menambahkan, bahwa PDAM sedang mempercepat penyambungan air bersih ke RPU. "Kemarin, Direktur PDAM sudah berkomunikasi dengan saya, dan saya sampaikan bahwa begitu air PDAM masuk, kami akan segera mengujinya," tandasnya.

Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan bahwa usulan perbaikan akses jalan sedang diproses untuk dipercepat, mengingat fasilitas jalan sangat penting untuk kelancaran operasional.

Baca Juga: Komisi B DPRD Surabaya Gelar RDP Bahas Penutupan Pasar Mangga Dua

"Para mitra pemotong ayam tentunya akan memperhatikan kesiapan jalan sebagai faktor utama dalam kelancaran distribusi," tambahnya.

Dengan demikian Fajar berharap, setelah masa perbaikan, RPU Lakarsantri bisa segera beroperasi dengan kapasitas 5.000 ekor ayam per satu siklus produksi. 

Selain itu, Fajar juga menegaskan bahwa keberadaan RPU akan mendukung implementasi Perda Peternakan dan Kesehatan Hewan yang mewajibkan seluruh pemotongan unggas dilakukan di tempat resmi seperti RPU.

"Dengan adanya RPU, diharapkan ayam yang masuk ke Surabaya sudah dalam bentuk karkas higienis sehingga siap disuplai ke pasar, katering, dan sektor horeka," pungkasnya.

Editor : Redaksi