SURABAYA – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya bersama tokoh lintas agama menyampaikan pernyataan sikap terkait dinamika sosial politik, termasuk situasi di Surabaya.
Acara yang digelar di Kantor PCNU Surabaya, Minggu (31/8) malam itu menegaskan komitmen menjaga persatuan, kerukunan, dan kedamaian di Kota Pahlawan.
Baca Juga: Surat Instruksi PBNU: Komitmen NU Jaga Kondusivitas Nasional
Ketua PCNU Surabaya, Masduki Toha, menegaskan bahwa pernyataan sikap ini merupakan bentuk ikhtiar bersama para tokoh agama untuk menjaga persatuan dan kedamaian di Kota Pahlawan.
“Surabaya ini milik kita bersama. Sebagai kota pahlawan, harus kita jaga dan rawat bersama. Maka kami menyampaikan sikap ini agar semua pihak merasa memiliki tanggung jawab yang sama,” tegasnya.
Masduki menambahkan, pertemuan lintas agama tersebut meneguhkan komitmen seluruh tokoh untuk merawat kerukunan, kenyamanan, dan kesejukan di tengah masyarakat.
“Intinya, semua niat baik ini adalah untuk memastikan Surabaya tetap rukun, damai, dan menjadi teladan bagi Indonesia,” imbuhnya.
Sehingga, Masduki menyampaikan rasa syukur atas terjalinnya kebersamaan antar tokoh lintas agama dalam menjaga kondusivitas Kota Surabaya.
“Alhamdulillah, pada malam yang berbahagia ini kami senang sekali dapat bertemu dengan teman-teman lintas agama. Pertemuan ini memperkuat komitmen kita bersama untuk menjaga Surabaya tetap aman dan kondusif,” ujarnya.
Menurutnya, imbauan bersama ini menjadi wujud nyata tekad menjaga Surabaya sebagai rumah bersama yang nyaman bagi seluruh warga.
“Mudah-mudahan semua pihak memahami bahwa inilah usaha kita untuk menciptakan Surabaya yang aman, nyaman, dan kondusif,” pungkas Masduki.
Dengan demikian, pernyataan sikap tersebut akhirnya ditandatangani bersama oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya,
Baca Juga: Ketua Terpilih PKC PMII Jatim Sowan ke Gus Kikin, Pertegas Sinergi dengan NU
Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Surabaya
Gereja Katolik Keuskupan Surabaya, Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Surabaya, Yayasan Tempat Ibadah Mbah Ratu Tri Dharma Surabaya, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Surabaya dan Majelis Buddhayana Indonesia Surabaya.
Isi Pernyataan Sikap Lintas Agama di Surabaya:
1. Menyatakan turut berbelasungkawa atas adanya korban jiwa di sejumlah daerah akibat konflik sosial, aksi unjuk rasa, dan kerusuhan. Doa dipanjatkan agar keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, keteguhan hati, dan kekuatan iman.
2. Aparat keamanan dan ketertiban hendaknya mengedepankan sikap persuasif serta menghindari tindakan represif dalam menangani massa aksi.
Baca Juga: Munas MA IPNU 2025 di Bondowoso: Momentum Penguatan Peran Alumni
3. Masyarakat diimbau menjaga fasilitas umum sebagai aset rakyat, serta mengutamakan sikap arif demi kepentingan bersama.
4. Pejabat publik, baik anggota DPR, DPRD, maupun kepala daerah, hendaknya berkomunikasi dengan masyarakat dan tidak mempertontonkan gaya hidup bermewah-mewahan.
5. Pejabat publik dan pemimpin bangsa senantiasa memandang rakyat dengan kehormatan dan kemuliaan. Prinsip vox populi vox dei (suara rakyat adalah suara Tuhan) harus dijunjung, sebagaimana konsep kepemimpinan Islam audah istirja’ (suara rakyat adalah kemaslahatan rakyat).
6. Seorang pemimpin adalah pemegang amanah untuk mewujudkan kemaslahatan rakyat.
7. Semua pejabat dan seluruh komponen masyarakat agar memperkuat silaturahim, demi mewujudkan persaudaraan, persatuan, dan kesantunan.
Editor : Redaksi