Usulan Tak Kunjung Disetujui, DPRD Surabaya Biayai Plengsengan Punden

Yona Bagus tinjau lokasi Telaga Punden Sepat
Yona Bagus tinjau lokasi Telaga Punden Sepat

SURABAYA – Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko, membantu pembangunan plengsengan di Punden Telogo Sepat, Lidah Kulon, Lakarsantri, setelah usulan warga melalui dana kelurahan (dakel) tak kunjung disetujui oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

“Alhamdulillah, pada kesempatan reses ini saya menginisiasi sekaligus membantu pembangunan plengsengan Telaga Punden Sepat dengan dana pribadi sebesar Rp26,5 juta. Dana tersebut difokuskan untuk perbaikan di sisi utara punden karena kondisinya sangat mendesak,” ujar Yona Bagus yang akrab disapa Cak YeBe, Minggu (14/9).

Baca Juga: Program Kampung Pancasila Dinilai Minim Kajian, DPRD Surabaya Angkat Bicara

Menurutnya, kondisi plengsengan di sisi utara punden rawan longsor saat musim hujan. Jika dibiarkan, bangunan balai RW dan pendopo yang digunakan warga untuk berbagai kegiatan bisa tergerus bahkan ambles.

“Kalau musim hujan, tanah di sekitar punden berisiko longsor. Itu bisa membahayakan bangunan balai RW dan pendopo yang dipakai warga setiap hari,” terang politisi Partai Gerindra tersebut.

Selama ini, warga RW 5 Lidah Kulon sudah berkali-kali mengajukan pembangunan plengsengan melalui program dakel, namun selalu gagal terealisasi. Kondisi tersebut akhirnya membuat masyarakat mengandalkan inisiatif pribadi dari Cak Yebe demi menyelamatkan situs bersejarah tersebut.

“Kesuwen ngenteni dan arep-arep dakel. Punden ini sarat histori bagi warga Sepat Lidah Kulon dan merupakan bagian dari khazanah budaya lokal Surabaya yang harus dilestarikan,” imbuhnya.

Punden Telogo Sepat sendiri memiliki sejarah panjang yang erat dengan identitas warga setempat. Lokasi ini dulunya dikenal sebagai Waduk Sakti Sepat, sebuah telaga tua yang juga memiliki fungsi spiritual dan kultural bagi masyarakat.

Dalam tradisi Jawa, punden dianggap sebagai tempat sakral yang kerap menjadi pusat upacara adat, seperti sedekah bumi atau ritual lainnya. Keberadaannya dipercaya sebagai simbol penjaga kampung dan dihormati sebagai warisan leluhur.

Baca Juga: Dugaan Pungli di Kelurahan Kebraon, Cak Yebe: Harus Ada Hukuman Jelas Agar Jadi Efek Jera

“Punden Telogo Sepat ini bukan sekadar lokasi biasa, tapi memiliki nilai sejarah dan spiritual yang sangat penting. Jika situs seperti ini rusak, bukan hanya fisiknya yang hilang, tetapi juga warisan budaya yang diwariskan turun-temurun,” jelas Cak YeBe.

Sayangnya, keberadaan situs budaya seperti Punden Telogo Sepat kerap luput dari perhatian pemerintah. Banyak punden di Surabaya yang belum mendapat alokasi anggaran pemeliharaan, padahal memiliki nilai penting sebagai identitas Kota Pahlawan.

“Ini bukan hanya soal infrastruktur kecil, tapi soal pelestarian warisan budaya. Pemerintah harus lebih peduli terhadap titik-titik bersejarah seperti ini,” tegasnya.

Dengan pembangunan plengsengan tersebut, warga berharap keberadaan Punden Telogo Sepat tetap terjaga dan aman, terutama saat musim hujan.

Baca Juga: Tradisi Sedekah Bumi di Sambikerep, Cak YeBe Tekankan Pentingnya Gotong Royong

“Semoga upaya ini bisa menjadi contoh sinergi antara legislatif dan masyarakat dalam melestarikan budaya lokal sekaligus menjaga keamanan lingkungan,” pungkas Cak YeBe.

Sementara itu, Ketua RW 05 Lidah Kulon, Poniman, mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko

“Alhamdulillah, pada acara jaring aspirasi masyarakat bersama Pak Yona, usulan plengsengan yang selama ini saya ajukan lewat aplikasi Wargaku dan dakel belum terealisasi. Alhamdulillah, tadi sore langsung direspons oleh Pak Yona,” kata Poniman.

Editor : Redaksi