Wali Murid Keluhkan Kualitas Makanan MBG di Desa Wangun, Diduga Menu Tak Layak Konsumsi

Unggahan menu MBG di akun Media Informasi Orang Tuban
Unggahan menu MBG di akun Media Informasi Orang Tuban

TUBAN – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan asupan gizi anak sekolah kini menuai sorotan tajam. Di Desa Wangun, Kecamatan palang kabupaten Tuban, para wali murid mengeluhkan kualitas makanan yang disediakan pihak pelaksana program, karena dinilai jauh dari kata bergizi dan tak layak konsumsi.

Keluhan tersebut mencuat di media sosial usai akun Media Informasi Orang Tuban mengunggah foto menu makan siang dari program MBG. Dalam foto itu tampak sepiring nasi putih dengan sedikit sayur, potongan kecil lauk, dan satu buah jeruk. Menu sederhana itu sontak menuai banyak komentar miring dari masyarakat.

Baca Juga: Tiga Dapur SPPG di Ponorogo Hampir Rampung, Ini Lokasinya

“Semakin hari menu yang diberikan semakin ngawur, sampai murid-murid banyak yang tidak mau makan. Tolong dievaluasi lagi, dari segi dana dan karyawannya,” tulis salah satu wali murid, Rindhowati Tri Wulaningsih, dalam unggahannya

Keluhan serupa juga datang dari sejumlah orang tua lainnya. Mereka menilai kualitas dan porsi makanan yang disajikan tidak sebanding dengan anggaran besar yang digelontorkan pemerintah melalui program MBG.

 “Anak saya sering pulang dalam keadaan lapar karena tidak mau makan makanan dari MBG. Katanya rasanya tidak enak dan lauknya sedikit sekali,” ujar salah satu wali murid yang enggan disebutkan namanya.

Diduga Ada Ketidaksesuaian Anggaran dan Kualitas di Lapangan

Warga mulai menduga adanya ketidaksesuaian antara dana yang diterima oleh pihak penyedia MBG dengan kualitas makanan yang disajikan di lapangan. Pasalnya, dalam beberapa dokumentasi yang beredar, menu MBG di Desa Wangun tampak tidak mencerminkan program dengan standar gizi seimbang sebagaimana yang dijanjikan pemerintah.

“Program ini bagus secara konsep, tapi kalau pelaksanaannya asal-asalan seperti ini, bisa mencederai kepercayaan masyarakat,” kata seorang tokoh masyarakat setempat.

Baca Juga: Lia Dorong Pembentukan Sub SPPG Daerah

Program MBG sejatinya dirancang untuk memastikan anak-anak sekolah memperoleh asupan gizi yang cukup agar tumbuh sehat dan cerdas. Namun, dengan temuan di lapangan yang memperlihatkan menu tak layak dan keluhan beruntun dari orang tua, publik mulai mempertanyakan aspek transparansi anggaran, pengawasan pelaksanaan, hingga kredibilitas penyedia jasa katering MBG di daerah tersebut.

Desakan Evaluasi dari Pemerintah dan Dinas Terkait

Masyarakat mendesak Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban serta pihak berwenang lainnya untuk segera turun tangan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan MBG di Desa Wangun. Pemeriksaan perlu mencakup mulai dari asal-usul bahan pangan, sistem distribusi, kualitas tenaga kerja dapur, hingga pengelolaan dan pelaporan dana program.

“Kalau tidak segera diperbaiki, program bergizi ini justru bisa berubah jadi program pemborosan uang rakyat,” tegas seorang warga yang juga aktivis pemerhati sosial.

Baca Juga: DPRD Jatim Siap Kawal Program Makan Bergizi Gratis agar Tepat Sasaran

Pihak Pelaksana Belum Memberikan Tanggapan

Hingga berita ini ditayangkan, awak media masih berupaya meminta klarifikasi dari pihak SPPG/MPG selaku pelaksana program MBG di wilayah tersebut. Namun, pesan konfirmasi yang dikirim melalui WhatsApp belum mendapatkan tanggapan.

Masyarakat berharap pemerintah daerah tidak menutup mata dan segera melakukan langkah nyata agar program MBG benar-benar memberikan manfaat sesuai tujuan awalnya — bukan sekadar menjadi proyek formalitas yang hanya menghabiskan anggaran tanpa hasil.

Editor : Redaksi