Ansor Jatim Siap Jadi 'People-to-People Exchange Hub' Indonesia–Tiongkok

Musyafak Safril bersama Konsul Tiongkok
Musyafak Safril bersama Konsul Tiongkok

SURABAYA - Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur mengambil langkah strategis dan inovatif dalam momen bersejarah peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Tiongkok. 

Di tengah seremoni pelantikan Konsul Jenderal Tiongkok yang baru di Surabaya, organisasi kepemudaan Nahdlatul Ulama ini menawarkan diri menjadi Simpul Pertukaran Masyarakat (People-to-People Exchange Hub) strategis yang akan fokus pada konektivitas generasi muda, ekonomi kreatif, dan transfer teknologi.

Baca Juga: LBH GP Ansor Jatim Rampungkan RTL PKL: Siap Perjuangkan Keadilan di Seluruh Wilayah

Komitmen ini disampaikan langsung oleh Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, Mussafa Safril, dalam acara yang digelar di Hotel Vaza Surabaya pada 9 Desember 2025. Pertemuan penting ini dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, perwakilan diplomatik dari Amerika Serikat, Jerman, dan Australia, serta tokoh-tokoh kunci Jawa Timur.

Safril menegaskan bahwa masa depan hubungan bilateral sangat bergantung pada seberapa erat jejaring yang dibangun oleh generasi muda kedua negara.

“Ansor Jawa Timur siap menjadi hub strategis dalam memperkuat konektivitas pemuda Indonesia dan Tiongkok, khususnya di bidang sosial budaya, pendidikan, dan transfer teknologi,” ujar Safril.

Alih-alih mengusung konsep Sister City yang sudah ada, Ansor Jatim meluncurkan ide People-to-People Exchange Hub. Inisiatif ini dirancang untuk secara langsung menghubungkan,Komunitas pemuda,Pelaku UMKM Jawa Timur, pelaku industri kreatif dengan mitra-mitra strategis di Tiongkok. Tujuannya adalah menciptakan ruang kolaborasi yang dinamis, inklusif, dan berkelanjutan.

Safril secara spesifik mendorong terbentuknya Youth and Creative Economy Exchange Program yang menyasar provinsi-provinsi seperti Guangdong, Hainan, atau Sichuan.

“Program ini akan menjadi wadah pertukaran ide, pelatihan keterampilan, serta promosi produk UMKM Jawa Timur ke pasar Tiongkok,” jelasnya.

Baca Juga: Ansor Jatim–Konsulat Jerman Bahas Kolaborasi Industri dan Pengiriman Tenaga Terampil

Ansor Jatim juga tengah menyiapkan sejumlah program konkret, meliputi pertukaran pelajar dan pemuda, pelatihan teknologi digital bersama, pengembangan e-sport, hingga festival budaya lintas negara. Program-program ini bertujuan memperluas pemahaman lintas budaya dan membuka peluang kolaborasi di sektor strategis seperti teknologi, pendidikan, dan ekonomi kreatif.

Safril secara khusus menyoroti potensi kerja sama di bidang teknologi terapan, seperti pengembangan esport, inkubasi bisnis digital, pelatihan kecerdasan buatan, hingga teknologi hijau. 

“Tiongkok memiliki infrastruktur dan pengalaman yang luar biasa, sementara pemuda Indonesia memiliki kreativitas dan semangat inovasi tinggi. Ini adalah kombinasi yang sangat potensial,” tambahnya.

Tak berhenti di sektor ekonomi dan teknologi, Ansor Jatim juga mengusulkan kerja sama strategis dalam penguatan budaya Islam yang moderat dan inklusif di Tiongkok.

Baca Juga: Di Hadapan Gus & Lora Muda, Ketua Ansor Jatim Sebut Etika Pakaian Dakwah

Menurut Safril, dialog budaya dan keagamaan yang sehat adalah jembatan penting untuk membangun toleransi dan saling pengertian, sekaligus merespons persepsi negatif terkait isu umat Islam.

“Kami siap bekerja sama dengan komunitas Muslim di Tiongkok, termasuk dalam pengembangan pendidikan Islam moderat, pertukaran ulama muda, serta promosi nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin,” tegasnya.

Untuk mewujudkan visi ini, Ansor Jatim berencana menggandeng pesantren, universitas, lembaga riset, serta pelaku industri kreatif di Jawa Timur untuk membangun platform kolaboratif yang berkelanjutan dengan mitra-mitra Tiongkok. 

Ansor Jatim menegaskan komitmennya untuk menjadi simpul peradaban yang dimulai dari akar rumput, diperkuat oleh generasi muda, dan diarahkan menuju masa depan yang lebih inklusif dan berkeadaban bagi kedua negara.

Editor : Redaksi