Bebas Polio, Dinkes Jatim Mulai Putaran Kedua Sub Pekan Imunisasi Nasional 

Imunisasi di Jawa Timur
Imunisasi di Jawa Timur

Surabaya,Tikta.id - Untuk mencegah dan mengendalikan penyakit menular khususnya penyakit polio, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim) melakukan beberapa langkah.

Di antaranya bekerjasama dengan Dinkes Kabupaten/ Kota menyelenggarakan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio putaran kedua secara serentak di seluruh wilayah Jawa Timur. 

Baca Juga: DPRD Surabaya Sosialisasi Vaksinasi Polio Harus Masif hingga RT/RW

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Erwin Astha Triyono menjelaskan, Sub PIN Polio dilaksanakan dengan memberikan imunisasi novel Oral Polio Vaccine type 2 (nOPV2) kepada seluruh sasaran usia 0-7 tahun, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.

“Sub PIN Polio dilaksanakan sebanyak 2 putaran, yaitu putaran pertama mulai 15 - 21 Januari 2024 dan putaran kedua mulai 19-25 Februari 2024. Bagi masyarakat yang memiliki anak usia 0-7 tahun, segera bawa anaknya ke posyandu, puskesmas, dan pos imunisasi terdekat lainnya untuk mendapatkan imunisasi tetes polio.” seru Erwin melalui keterangannya, Rabu (21/2).

Ia melanjutkan bahwa capaian jumlah anak yang diimunisasi pada kegiatan Sub PIN Polio putaran pertama yang dilaksanakan serentak di 38 kabupaten/ kota se Jawa Timur sebanyak 4.700.636 anak (105,93%) dari jumlah sasaran anak usia 0-7 tahun sebanyak 4.437.679 anak.

Sedangkan capaian jumlah anak yang diimunisasi pada kegiatan Sub PIN Polio putaran kedua per tanggal 19 Februari 2024 sebanyak 1.228.912 anak atau sebesar 27,69% dari jumlah sasaran anak usia 0-7 tahun sebanyak 4.437.679 anak.

Erwin menjelaskan bahwa polio merupakan salah satu penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi. 

Baca Juga: Sasar Ratusan Siswa, Polresta Banyuangi Gelar Imunisasi Polio di 20 Titik

Ia menjelaskan, bila virus polio masuk ke dalam tubuh anak yang belum mendapatkan imunisasi polio atau imunisasi polionya tidak lengkap, virus akan sangat mudah berkembang biak di dalam saluran pencernaan dan menyerang sistem saraf anak sehingga menyebabkan kelumpuhan.

Selain imunisasi, perilaku hidup bersih dan sehat menjadi kunci penting dalam pencegahan penularan polio di masyarakat, mengingat cara penularan virus polio ini adalah melalui fecal oral. 

“Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti buang air besar (BAB) di jamban dengan septic tank, membuang sampah popok bayi di tempat sampah dan cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air merupakan hal penting yang harus kita lakukan untuk mencegah penularan virus polio ini.” ujar Erwin.

Erwin melanjutkan, masa Inkubasi virus polio sekitar 3 – 6 hari dan kelumpuhan terjadi dalam waktu 7 - 21 hari. Gejalanya berupa demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher dan nyeri di tungkai. 

Baca Juga: Menjaga Kewaspadaan Terhadap Polio, Pertempuran Berkelanjutan Indonesia dan Pentingnya Pemerataan Vaksinasi  

"Jika menemui gejala tersebut, segera periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat." himbau Erwin.

Untuk menyukseskan Sub PIN di Jawa Timur, Dinkes Jatim membuat Surat Edaran kepada 38 Dinas Kesehatan Kab/kota di Jawa Timur, perihal : Pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) dalam rangka Penanggulangan KLB Polio cVDPV2, melakukan Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Pelaksanaan Sub PIN dengan Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota se-Jawa Timur dan Mitra Kesehatan (TP.PKK, Mulimat Nu, Fatayat NU, Aisiyah, Nasiyatul Aisiyah) Kab/kota se-Jawa Timur, dan KOMDA KIPI 38 Kab/kota, serta mengirimkan logistik vaksin polio ke seluruh 38 kabupaten/ kota se Jawa Timur.

"Besar harapan dengan kolaborasi dan sinergi dari semua stakeholder terkait, Sub PIN Polio putaran kedua bisa berjalan dengan baik, semua anak usia 0-7 tahun divaksinasi sehingga meningkatkan derajat kesehatannya." pungkas Erwin

Editor : Redaksi