Surabaya,Tikta.id - Sekretaris Komisi C DPRD Kota Surabaya Agoeng Prasodjo menegakkan, dilelangnya kembali proyek pembangunan terowongan pejalan kaki Terminal Intermoda Joyoboyo - Kebun Binatang Surabaya atau underpass Joyoboyo momentumnya tidak pas.
Sebab hampir mendekati Pemilukada 2024.
Agoeng menyebut, proyek underpass Joyoboyo tidaklah urgensi, sehingga dia menekankan tidak perlu dipaksakan apalagi menjelang Pemilukada.
"Seharusnya dari kemarin, momentum ini tidak pas, momentum dekat dengan Pilkada, banyak proyek-proyek besar dilelang itu kan nggak bagus juga," kata Agoeng, Kamis (4/4).
Dalam laman LPSE Surabaya yang dilihat beberapa waktu lalu, proyek pembangunan underpass Joyoboyo dianggarkan Rp 32 M, padahal sebelumnya pembangunan itu ditaksir dikisaran Rp 25 M.
Baca juga: Proyek Infrastruktur, Komisi C: Pengawas Harus Aktif Turun ke Lapangan
Agoeng menilai, proyek underpass Joyoboyo senilai Rp 32 M sangatlah bombastis, sehingga memantik Komisi C untuk memanggil dinas terkait karena harga lelanya bertambah.
"Kita akan undang dari dinas terkait dengan anggaran itu kok ada penambahan banyak. Kemarin kasih peluang untuk dijalankan enggak dijalankan, sekarang dihidupkan lagi dengan penambahan begitu banyak" kata Agoeng Agoeng Prasodjo.
"Menurut kita (Komisi C) sih tidak terlalu urgensi, Kemarin gitu ya mungkin dilaksanakan masih relevan, karena kalau sekarang ini kan dekat dengan Pilkada." urai Agoeng.
Agoeng juga menanyakan, proyek underpas Joyoboyo urgensi atau kepentingan? Sebab papar dia bila proyek itu dibutuhkan, mestinya ada desakan dari masyarakat.
"Ini kepentingannya siapa? Dan kesannya semua proyek besar dikebut semua ada apa? Ini urgensi atau kepentingan ya?" ucap Agoeng.
Baca juga: Pengerjaan Infrastruktur Jangan Asal-asalan, Agoeng Minta Pengawas dari ASN
Editor : Redaksi