Masih Ditemukan Anak Akan Tawuran dan Putus Sekolah, Ketua Komisi D Mengaku Prihatin

Khusnul Khotimah
Khusnul Khotimah

SURABAYA,Tikta.id - Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah mengaku prihatin terkait ditemukannya 11 remaja yang akan melakukan aksi tauran di kota Pahlawan.

Pasalnya usia remaja tersebut usianya di bawah umur bahkan ada yang putus sekolah.

"Kita cukup prihatin dengan kondisi anak-anak ini, ternyata di luar sepengetahuan kita mereka melakukan hal-hal yang  merugikan masyarakat umum," kata Khusnul saat dikonfirmasi, Rabu (29/11)

Khusnul memaparkan, untuk memutus mata rantai anak putus sekolah sangat sulit dilakukan. Sehingga ia mengajak seluruh stakeholder berkolaborasi hingga lapisan masyarakat paling bawah.

"Dinas Pendidikan bersama DPRD dan seluruh masyarakat memang harus berkolaborasi turut menyampaikan informasi kepada kami bila menemukan anak-anak yang putus sekolah juga RT/RW Lurah itu juga memantau wilayahnya," imbau Khusnul.

Maka dari itu, Khusnul menekankan bila terdapat anak yang putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan pendidikannya hendaknya dicari tahu penyebabnya juga  segera dicarikan solusinya.

Misalnya, anak tersebut putus sekolah karena kehendak sendiri atau memang kurang komunikasinya Dinas Pendidikan bersama elemen Pemerintah Kota Surabaya, termasuk Lurah, Camat dan RT/RW.

Sehingga tambah Khusnul, saat ini masih ditemukan anak putus sekolah dan itu terlibat tawuran.

"Nah ini kan menjadi pelecut kita untuk  mencari data-data yang lain, jangan sampai ada yang  putus sekolah namun tanpa sepengetahuan dari teman-teman pemerintah kota Surabaya," urai Khusnul.

Sebelumnya Polsek Bubutan mengamankan 11 remaja yang hendak tawuran di kawasan Jalan Kalibutuh Surabaya,

Polisi kemudia menyerahkan 11 remaja itu ke Satpol PP Kota Surabaya, Sabtu (25/11).

Kepala Satpol PP Kota Surabaya, M. Fikser membenarkan hal tersebut, total yang diserahkan ke Satpol PP sebanyak 11 orang.

Sedangkan 6 orang lainnya mendapat tindak lanjut di Polsek Bubutan, karena kedapatan membawa senjata tajam.

“Benar, kami menerima 11 remaja yang mana sembilan dari mereka ternyata masih dibawah umur dan beberapa dari mereka masih duduk dibangku sekolah, ada pula yang putus sekolah,” ungkap Fikser, Minggu (26/11)

Baca Juga: Ambulans Perkelurahan, Ajeng: Harus Bisa Melayani Masyarakat yang Membutuhkan

Editor : Redaksi