PEMALANG – Parikhin (85), seorang penarik becak di Pemalang, tetap menjalankan ibadah puasa meski harus bekerja di bawah terik matahari. Kakek delapan anak dan belasan cucu ini sudah mengayuh becak sejak 1960-an dan tak pernah meninggalkan puasanya.
“Berpuasa itu urusan hati. Kalau sudah niat, kesulitan apa pun tak bisa menghalangi,” kata Parikhin saat ditemui di halte Jalan Gatot Subroto, Kamis (20/3).
Baca Juga: Guru Honorer di Pemalang Diduga Cabuli Empat Anak, Polisi Lakukan Penahanan
Warga Kampung Jatimulya, Kelurahan Bojongbata, Pemalang Kota ini mengaku penghasilannya tak menentu, berkisar Rp30 ribu – Rp50 ribu per hari. Bahkan, ia kerap pulang tanpa uang karena sepinya penumpang.
Baca Juga: Guru Honorer di Pemalang Diduga Cabuli Empat Anak, Polisi Lakukan Penahanan
“Saya buka seadanya, yang penting ada teh panas. Kadang anak-anak kirim makanan, kalau enggak, ya ke warung,” ujarnya.
Baca Juga: Sambut 1 Suro dan Tahun Baru Islam, Warga Karangsari Ambil Air Suci di Lereng Gunung Slamet
Parikhin menganggap puasa sebagai kebiasaan sejak muda. “Tergantung niat, biarpun narik becak, tetap bisa puasa,” katanya.
Editor : Redaksi