Eri Cahyadi Sebut Pelaku Curanmor dari Luar Kota, BNPM Surabaya: Jangan Generalisasi

BNPM Surabaya
BNPM Surabaya

SURABAYA – Maraknya kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang terjadi belakangan ini membuat warga Surabaya resah. Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, angkat bicara dalam program Semanggi Suroboyo "Halalbihalal On The Air" yang disiarkan Radio Suara Surabaya pada Jumat (11/4/2025).

Dalam kesempatan itu, Eri menyebut bahwa para pelaku curanmor yang beraksi di Surabaya bukan berasal dari kota tersebut. Ia menilai, Surabaya menjadi sasaran karena dianggap sebagai kota yang sejahtera.

Baca Juga: Ormas GARUDA BNPM Hadiri Sertijab Bupati Bangkalan, Siap Bersinergi dengan Pemkab

"Yang mengambil juga bukan warga Surabaya masalahnya. Karena warga Surabaya ini tenang, luar Surabaya yang bergerak. Makanya saya selalu katakan, warga Surabaya harus waspada," ujar Eri Cahyadi.

Pernyataan tersebut kemudian mendapat tanggapan dari Ketua DPD Barisan Nasional Pemuda Madura (BNPM) Surabaya, Umar Faruq. Ia menilai pernyataan Wali Kota Eri Cahyadi berpotensi menimbulkan generalisasi negatif terhadap warga dari luar Surabaya, khususnya terhadap kelompok tertentu.

"Menurut saya, itu pernyataan yang cenderung generalisasi. Tidak tepat jika disampaikan oleh seorang Wali Kota," ujar Umar Faruq, kepada tikta.id, Jumat (25/4).

Baca Juga: GARUDA BNPM Bantu Warga Sampang, Jenazah Bisa Dibawa Pulang Tanpa Biaya

Ia menambahkan, jika pun pelaku kejahatan berasal dari Madura, hal tersebut tidak bisa digeneralisasi sebagai karakteristik warga Madura secara keseluruhan.

"Andai kata memang pelakunya adalah orang Madura, ya itu kan hanya oknum. Tidak semua orang Madura berperilaku seperti itu. Dari suku-suku lain pun ada oknum yang melakukan kejahatan. Jadi ini hanyalah segelintir oknum saja," tegasnya.

Baca Juga: Ketua BNPM Surabaya Rosuli Mundur, Deklarasikan Ormas Baru Garuda BNPM

Umar Faruq pun mendorong agar Wali Kota Surabaya untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan publik agar tidak memicu ketegangan atau merusak hubungan antarsuku dan antarwarga.

"Harusnya sebagai pemimpin, bisa lebih bijak. Jangan sampai pernyataan yang disampaikan justru merusak hubungan persaudaraan antarwarga," pungkasnya.

Editor : Redaksi