SURABAYA – Pencopotan Adi Sutarwijono dari jabatan Ketua DPC PDIP Kota Surabaya mendapat sorotan dari akademisi politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Ken Bimo Sultoni, yang menilai, bahwa langkah ini berpotensi pada posisi strategis Adi sebagai Ketua DPRD Kota Surabaya.
"Menurut saya, pencopotan ini penuh risiko dari perspektif politik kelembagaan dan pasti berdampak pada kekuatan akar rumputnya," ujar Ken saat dikonfirmasi via telepon, Jumat (2/5).
Baca Juga: Kinerja Dinilai Menurun, Ketua DPC PDI-P Surabaya Diberhentikan
Ken menambahkan, Adi Sutarwijono bukan hanya kader partai, melainkan juga anggota legislatif dengan basis massa yang kuat. Hal itu, menurutnya, menjadi salah satu faktor kunci yang mengantarkan Adi menduduki kursi Ketua DPRD.
“Pak Adi tidak hanya merupakan pengurus partai, tapi juga anggota legislatif dengan dukungan massa yang signifikan. Itu pula yang memungkinkan beliau melenggang menjadi Ketua DPRD Kota Surabaya,” imbuhnya.
Dari sudut pandang DPP PDI Perjuangan, Ken memandang, pencopotan ini sebagai bagian dari strategi komunikasi dan konsolidasi partai, untuk menegaskan hak dalam melakukan reposisi kepemimpinan dengan mempertimbangkan dinamika politik lokal di Surabaya.
“Saya melihat hal ini, sebagai bagian dari komunikasi komando partai. DPP memiliki hak penuh untuk melakukan reposisi, tentu dengan mempertimbangkan konteks lokal serta situasi politik di tingkat wilayah Surabaya,” tegasnya.
Baca Juga: Awali Kerja Pasca-Lebaran, DPRD Surabaya Gelar Halal Bihalal
Saat ditanya, mengenai sosok yang dinilai layak menggantikan Adi, Ken belum berspekulasi. Namun ia meyakini, DPP akan menjatuhkan pilihan pada figur yang kuat secara karakter, memiliki daya jangkau akar rumput, serta mampu menjembatani kepentingan lokal dan pusat.
“Pergantian ini pasti akan direspons secara dinamis di internal PDI Perjuangan. Maka, pengganti Pak Adi haruslah sosok yang kuat di tataran akar rumput sekaligus mampu menjalin komunikasi yang baik dengan DPP,” tuturnya.
Di akhir pernyataannya, Ken menyampaikan harapan, agar PDI Perjuangan tetap menjaga kesinambungan kepemimpinan, dan melakukan komunikasi terbuka kepada publik.
Baca Juga: PDIP Surabaya Bagikan 8 Ribu Bingkisan Lebaran pada Jajaran Pengurus sampai Akar Rumput
Ia juga menekankan, pentingnya konsolidasi struktural yang partisipatif, baik secara top-down maupun bottom-up, demi menjaga soliditas menjelang tahun politik dan kongres partai mendatang.
“Saya berharap PDI Perjuangan dapat menjaga kesinambungan kepemimpinan agar tidak terganggu oleh dinamika internal. Apalagi keputusan ini terkesan cukup mendadak dan tentu menimbulkan tanda tanya di masyarakat,” pungkasnya.
Sebagai informasi, sejumlah nama mulai mencuat, dalam bursa calon pengganti Adi Sutarwijono, di antaranya Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, anggota DPRD Surabaya Baktiono, Abdul Ghoni Muklas Niam, serta Eri Irawan.
Editor : Redaksi