SURABAYA - Warga Gresik PPI RW IV Kelurahan Kemayoran, Kecamatan Krembangan, menggelar tradisi Sedekah Bumi untuk memperingati 1 Suro 1959 Dal yang jatuh pada Jumat (27/6).
Kegiatan dimulai sejak siang hari dengan selamatan bandeng capit, dilanjutkan santunan untuk anak yatim piatu, pagelaran campursari, serta pertunjukan wayang kulit dengan lakon Semar Mbangun Kampung.
Baca Juga: Sambut 1 Suro dan Tahun Baru Islam, Warga Karangsari Ambil Air Suci di Lereng Gunung Slamet
Ketua panitia, Mujianto, menjelaskan bahwa Sedekah Bumi ini merupakan tradisi turun-temurun sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah yang telah diberikan.
“Terima kasih atas dukungan berbagai pihak sehingga dapat terlaksana tanpa kendala apa pun. Dengan bersyukur akan membuat nikmat lebih berlimpah atas berkat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT,” kata Mujianto, Sabtu (28/6).
Ketua RW IV, Nanang Suratno, turut menyampaikan apresiasinya atas perhatian Wali Kota Eri Cahyadi, Ketua DPRD Adi Sutarwijono, PDI Perjuangan, Camat Krembangan, serta seluruh warga yang telah bergotong royong menyukseskan acara tahun ini.
Baca Juga: Songsong Suro Polisi Sinergi dengan Tokoh Pencak Silat Jaga Kamtibmas
“Alhamdulillah mulai tahun ini Sedekah Bumi di Gresik PPI akan jadi kalender budaya tahunan yang terdaftar dalam agenda kegiatan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Pemuda Olahraga Pemerintah Kota Surabaya,” tegas Nanang Suratno.
Sementara itu, kader PDI Perjuangan Surabaya, Achmad Hidayat, menekankan bahwa peringatan Suro masih merupakan bagian dari rangkaian Bulan Bung Karno di bulan Juni. Ia menyebut semangat membangun Indonesia Raya melalui kepribadian dalam budaya menjadi napas pembangunan di Kota Pahlawan.
Baca Juga: Istighosah untuk Harkamtibmas Jelang 1 Suro
“Di Kota Surabaya, pembangunan bergerak masif diimbangi semangat merawat nilai luhur budaya dengan berbagai kegiatan Sedekah Bumi yang memupuk semangat gotong royong,” kata Achmad Hidayat.
Ia berharap kampung-kampung yang menggelar Sedekah Bumi juga turut mendoakan agar Kota Surabaya menjadi kota maju yang tetap berpijak pada akar budaya, agar masyarakatnya senantiasa menjunjung tinggi kebersamaan.
Editor : Redaksi