SURABAYA — Stasiun televisi Trans7 jadi sorotan publik setelah program “Xpose Uncensored” yang tayang pada Senin, 13 Oktober 2025 dianggap menyinggung Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. Tayangan itu membuat tagar #BoikotTrans7 langsung viral di media sosial X (dulu Twitter).
Netizen ramai mengecam narasi dalam tayangan tersebut karena dinilai melecehkan pesantren dan kiai sepuh KH. Anwar Manshur. Salah satu narasi yang jadi sorotan berbunyi:
Baca Juga: Seru dan Asyik, Senator Jatim Rasan-Rasan Bareng Pak Ribut Guru Viral
“Santrinya minum susu aja kudu jongkok, emang gini kehidupan pondok?”
Tak berhenti di situ, narasi lain juga menyinggung bahwa ada kiai yang “makin kaya” karena menerima amplop dari jamaah. Potongan ini membuat warganet marah karena dianggap menyesatkan dan tidak menghargai tradisi pesantren.
“Acara kaya gini tuh bikin gaduh aja. Nggak riset, nggak wawancara, asal ngomong,” tulis salah satu pengguna X.
Kritik datang dari berbagai kalangan, termasuk dua tokoh perempuan asal Jawa Timur: Senator DPD RI Dr. Lia Istifhama dan Ketua KPID Jatim Royin Fauziana.
Senator Lia menegaskan, dunia penyiaran harus tetap mengedepankan etika dan nilai edukatif.
Ia menyinggung Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran yang menyebut fungsi utama media adalah memberikan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, serta menjadi perekat sosial.
“Kalau penyiaran digunakan untuk provokasi hanya demi viral, itu bisa berujung fatal,” kata Lia, Rabu (15/10)
Ia juga mengingatkan agar publik tidak ikut memperkeruh suasana.
“Kalau belum tahu fakta sebenarnya, lebih baik tahan bicara. Apalagi soal pesantren, itu punya nilai dan tradisi luhur yang tidak bisa dipahami hanya dari tampilan luar.”
Baca Juga: Dekat dengan Rakyat, Ning Lia dan Kang Giri Jadi Pemimpin Favorit Warga Jatim
Menariknya, Lia mengaku pernah tinggal di pesantren semasa SMA.
“Saya dulu sekolah di negeri, tapi di luar jam sekolah tinggal di pondok. Tradisi seperti makan bareng, kerja bakti, itu bagian dari kebersamaan dan membentuk karakter santri,” ujarnya.
Menurut Lia, kehidupan santri penuh nilai moral dan spiritual yang justru berperan penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
“Santri itu pejuang ilmu dan moral bangsa. Jangan sampai tradisi mereka dijadikan bahan olok-olok.”
Ketua KPID Jawa Timur, Royin Fauziana, menyebut pihaknya sudah menerima banyak laporan dari masyarakat dan kalangan pesantren yang keberatan atas tayangan tersebut.
Baca Juga: Senator Jatim: Pengguna Narkoba Butuh Dukungan, Bukan Hanya Hukuman
“Kami menilai ada dugaan pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS), terutama terkait penghormatan terhadap nilai-nilai agama,” jelasnya
Royin menambahkan, penyiaran seharusnya memperkuat toleransi dan persatuan, bukan menimbulkan stigma terhadap kelompok tertentu.
“KPID Jatim akan menyampaikan hasil aduan ini ke KPI Pusat dan memberikan rekomendasi agar lembaga penyiaran lebih berhati-hati, terutama dalam program bertema agama dan budaya.”
Sementara itu, pihak Trans7 melalui Production Director Andi Chairil telah menyampaikan permohonan maaf kepada publik atas kelalaian dalam penayangan tersebut.
Namun hingga kini, tagar #BoikotTrans7 masih ramai dibicarakan di berbagai platform media sosial, terutama di kalangan santri dan alumni pesantren.
Editor : Redaksi