Kenali, Ini Dia Sikap Kamu yang Merasa Paling Benar, Padahal Masih Kekanak-kanakan

Ilustrasi, pixabay
Ilustrasi, pixabay

Tikta.id - Menganggap sikapmu merasa paling benar itu menunjukkan kepribadian yang tidak baik, bahkan cenderung sombong, angkuh dan arogan.

Sebaiknya lakukan evaluasi diri, evaluasi sangat penting sebelum menguliti perilaku orang lain yang dianggap salah, apalagi orang itu dulunya dekat dengan mu dan sekarang dianggap menipu.

Baca Juga: Enam Tanda Dia Tak Serius Ingin Menjalin Hubungan Denganmu, Perhatikan Sikapnya

Bisa jadi pandangan subejktifmu dengan menilai orang lain tipu-tipu dampak dari sikap mu yang tidak jelas selama ini, mau menang sendiri, tidak menganggap dia ada, menjauh atau bahkan abai akan keberadaan nya. Sehingga sikap dia sedikit berubah karena sikapmu yang masih kekanak-kanakan.

Maka sebelum menilai orang lain salah atau dianggap tipu-tipu, sebaiknya engkau evaluasi diri dulu, agar pikiranmu tidak rusak dan selalu berpikiran negatif.

Seperti apa Sahabat Tiktakers ciri orang yang menganggap dirinya paling benar, tapi dia tidak pernah sadar kalau banyak salahnya, tidak dewasa dan kekanak-kanakan, berikut ini kami ulaskan:

Tidak Evaluasi Diri

Orang yang merasa dirinya paling benar akan merasa dirinya tidak pernah berbuat salah, dia selalu menganggap tindakannya paling benar bahkan sekalipun sikapnya menjengkelkan dan bikin orang lain kecewa. Hal ini ditengarai karena pemikirannya yang masih kurang dewasa, kekanak-kanakan dan mencari perhatian sana-sini.

Pandai Menyalahkan Orang Lain

Orang yang merasa dirinya paling benar,  mudah menghakimi tindakan orang lain salah. Bahkan ia sangat cerdik, menilai dan menuding kesalahan orang lain dari sudut pandangnya sendiri.

Harusnya sebelum menilai orang lain, sebaiknya evaluasi diri dulu, supaya pikiran mu tidak dikotori hal subjektif agar kualitas hidupmu semakin naik kelas. 

Tanpa evaluasi diri, pikiranmu selalu akan negatif, kemudian merusak perilaku, sikap dan kejernihan hatimu. Seyogianya dengan umur kita yang bertambah, menyikapi sesuatu dengan sikap dewasa bukan malah terpapar pemikiran yang kotor. 

Tidak Konsisten

Orang yang selalu merasa benar, tidak konsisten baik ucapan maupun tindakan. Bila hari ini bilang A belum tentu di belakang hari sikapnya sama. Ia juga cenderung membikin cerita palsu agar orang lain mempercayai dia. 

Mengarang cerita palsu bagi dia sangatlah mudah, karena keseringan membikin opini dengan pola pikirnya yang menilai orang lain selalu tidak benar di matanya. 

Baca Juga: Tujuh Faktor yang Bikin Kamu Ragu dalam Bersikap untuk Menentukan Pilihan

Di samping itu, sikapnya yang tidak konsisten bisa dilihat saat bilang akan siap membangun dan membantu mu, tapi ia lakukan setengah-setengah. 

Sok Tegas

Orang yang selalu merasa benar sudah merasa dirinya tegas. Padahal cuma merasa, sedangkan di mata orang lain belum tentu benar. Bahkan dianggap tidak dewasa dan kekanak-kanakan. 

Ia biasanya juga bicara prinsip, padahal prinsip yang dibangun dan dibanggakan tidak  jelas. Lebih condong ke sifat gengsi dan sombong.

Kata prinsip bagi dia jadi andalan, karena takut ketahuan citra buruknya 

Sok Mandiri

Orang yang merasa paling benar juga merasa dirinya sok mandiri, tidak butuh bantuan siapapun dan berkoar-koar mampu berdikari. Sikap sok mandiri ini ditengarai karena sikapnya yang arogan, hedon, sombong dan hanya menutupi kekurangannya saja. Padahal bisa jadi dia hanya melampiaskan kekecewaannya karena kesalahannya yang tidak pernah dia sadari.

Baca Juga: Simak! Delapan Tanda Orang Lain Tak Lagi Mengharapkan Kehadiran Mu

Pandai Mempengaruhi Orang Lain

Orang yang merasa dirinya paling benar, mudah juga mempengaruhi orang lain agar tidak dekat dengan seseorang. Ia akan mengarang cerita bahwa orang itu digambarkan sosok yang negatif. 

Lantas dia menghardik agar menjauhi atau bahkan melarangnya membantu dia. Sedangkan cerita yang dibangun itu sebenarnya ada udang di balik batu.

Bersikap Manis

Orang yang merasa dirinya benar, akan bersikap manis kepada siapapun, utamanya kepada kenalan baru. Ia sok care, sok terbuka bahkan sok tahu dan sok cerdas agar dianggap berpengalaman dan pintar. 

Ia juga bakal mengelabuhi orang yang baru dia kenal dengan prilakunya yang sok baik, sok peduli dan sok mendukung, lalu dengan suara manjanya mengajukan pertanyaan soal kepribadian, cita-cita bahkan tujuan hidup.

Namun dibalik semua itu, tindakannya hanya dijadikan kedok agar dia dianggap baik, peduli tapi di balik semua itu, dia menyimpan tabiat negatif yang suatu saat akan ketahuan bobroknya.

Editor : Redaksi