Toxic Friendship: Kapan Harus Melepaskan Diri dari Teman yang Merugikan

Ilustrasi, pixabay
Ilustrasi, pixabay

SURABAYA - Hey Sobat Tikta! Punya teman yang awalnya asik, tapi lama-lama bikin stres atau merasa nggak nyaman? Bisa jadi, kamu sedang berada dalam toxic friendship persahabatan yang justru lebih banyak merugikan daripada menguntungkan.

Teman seharusnya jadi tempat curhat, support system, dan seseorang yang selalu ada, kan? Tapi kalau malah bikin mental dan emosionalmu terganggu, mungkin sudah saatnya untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya. Yuk, kita bahas kapan sih kamu perlu melepaskan diri dari teman yang toxic!

Baca Juga: Merasa Capek dengan Sifatnya Tapi Tetap Bertahan: Apakah Ini Layak?

1.. Ketika Kamu Selalu Merasa Dihargai Remehkan

Kalau setiap kali kamu berbicara atau berbagi, malah kamu merasa tidak dihargai atau diremehkan, itu pertanda pertama. Teman yang baik seharusnya mendukung kamu, bukan membuatmu merasa kecil.

Misalnya, ketika kamu berhasil mencapai sesuatu, mereka bukannya merayakan bersama, malah merendahkan pencapaianmu atau merasa cemburu. Teman yang toxic nggak akan pernah benar-benar senang dengan keberhasilanmu.

2. Saat Persahabatan Selalu Menjadi Sumber Drama

Persahabatan yang sehat seharusnya bisa saling mendukung tanpa membawa banyak drama. Tapi, kalau hubungan kamu selalu diwarnai dengan masalah yang nggak ada habisnya, seperti miscommunication, saling menyalahkan, atau masalah pribadi yang sering diungkit, itu bisa menjadi tanda bahwa persahabatan itu nggak sehat. Teman yang toxic sering kali menciptakan drama yang nggak perlu, dan akhirnya membuatmu merasa lelah.

3. Ketika Kamu Terus Memberi Tanpa Mendapat Balasan

Dalam persahabatan yang sehat, kedua belah pihak saling memberi dan menerima. Jika kamu merasa selalu memberi—baik waktu, perhatian, atau dukungan—tapi temanmu nggak pernah ada saat kamu butuh, itu sudah saatnya untuk mengevaluasi hubungan tersebut. Teman yang toxic cenderung hanya memanfaatkanmu, dan sering kali merasa tidak berkewajiban untuk memberi balik.

4. Ketika Kamu Merasa Terkuras Secara Emosional

Salah satu tanda terbesar dari toxic friendship adalah perasaan lelah dan terkuras setelah berinteraksi dengan teman tersebut. Jika setiap kali berhubungan dengannya kamu merasa tertekan, cemas, atau bahkan merasa rendah diri, itu bisa menjadi indikasi bahwa hubunganmu dengan teman tersebut menguras energi emosionalmu. Teman yang sehat seharusnya meninggalkanmu dengan perasaan bahagia, bukan malah merasa lebih buruk.

5. Saat Kamu Dibiarkan Sendirian dengan Masalahmu

Baca Juga: Kenapa Era Butterfly Bisa Membantumu Keluar dari Fase Stuck?

Persahabatan yang baik harusnya saling mendukung di saat-saat sulit. Namun, teman yang toxic malah cenderung menghindari kamu ketika kamu sedang dalam masalah, atau bahkan memperburuk situasi. Jika kamu merasa dibiarkan begitu saja saat butuh bantuan atau perhatian, mungkin saatnya untuk melepaskan diri dan mencari dukungan dari orang yang lebih peduli.

6. Ketika Mereka Sering Mengkritik Tanpa Empati

Kritik memang penting dalam persahabatan, tetapi teman yang sehat akan memberikan kritik dengan cara yang membangun dan penuh empati. Sebaliknya, teman yang toxic cenderung mengkritik tanpa mempertimbangkan perasaanmu, bahkan mungkin dengan cara yang menyakitkan. Kalau kamu merasa sering diserang, dihina, atau dipermalukan oleh temanmu, itu saatnya untuk mengevaluasi apakah mereka layak ada dalam hidupmu.

7. Ketika Mereka Tidak Menghormati Batasanmu

Setiap orang punya batasan dalam hubungan, dan teman yang sehat akan menghormati itu. Tapi teman yang toxic sering kali melanggar batasanmu—baik itu soal waktu, ruang pribadi, atau keputusan hidupmu. Mereka mungkin merasa berhak untuk masuk dalam setiap aspek hidupmu tanpa mempertimbangkan perasaan atau keinginanmu. Jika kamu merasa hak-hakmu tidak dihormati, mungkin sudah waktunya untuk mundur.

8. Ketika Kamu Merasa Lebih Baik Tanpa Mereka

Baca Juga: Healing Itu Perlu, Tapi Jangan Lupa Untuk Bangkit Lagi

Mungkin ini adalah tanda yang paling jelas. Kalau kamu merasa lebih bahagia, lebih ringan, atau lebih percaya diri setelah mengurangi atau memutuskan hubungan dengan teman tersebut, itu pertanda kuat bahwa persahabatanmu memang toxic. Terkadang, melepaskan diri dari teman yang merugikan bisa memberi ruang bagi orang-orang yang lebih positif dan mendukung untuk hadir dalam hidupmu.

Memang, melepaskan teman yang toxic itu nggak mudah. Ada perasaan takut kehilangan, rasa bersalah, atau mungkin kamu masih berharap hubungan itu bisa berubah.

Namun, ingatlah bahwa kamu berhak memiliki hubungan yang sehat dan membahagiakan. Teman yang baik akan mendukungmu, tidak hanya di saat senang, tetapi juga di saat-saat sulit.

Jadi, Sobat Tikta, kalau kamu merasa hubungan itu nggak lagi membawa kebaikan, nggak ada salahnya untuk melepaskannya.

Kamu berhak bahagia dan dikelilingi oleh orang-orang yang positif dan mendukung. Ingat, persahabatan yang sehat akan membuat hidupmu lebih ringan dan penuh energi positif!

Editor : Redaksi