SURABAYA - DPC PDI Perjuangan merayakan HUT ke-52 di halaman depan Kantor DPC PDI-P yang berlokasi di Jl. Setail No. 8, Surabaya, pada Jumat (10/1).
Baktiono, Sekretaris DPC PDI Perjuangan, menjelaskan kegiatan ini merupakan refleksi sejarah berdirinya PDI-P, yang bermula dari penggabungan sejumlah partai. Gabungan partai-partai tersebut membentuk Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 10 Januari 1973.
Baca Juga: Banteng Surabaya Nyatakan Lima Sikap, Setia pada Megawati, Tolak Intervensi di Kongres PDIP 2025
“Jadi, PDI Perjuangan yang hari ini merayakan ulang tahun ke-52 merupakan satu-satunya partai yang menjadi cikal bakal demokrasi yang berlandaskan Pancasila di Indonesia. Partai ini memiliki akar sejarah sejak era penjajahan, dimulai pada 4 Juli 1927. Kemudian, melalui berbagai perjalanan, mengikuti pemilu sejak masa kemerdekaan hingga masa Orde Baru, partai ini bergabung dengan lima partai politik lainnya pada 10 Januari 1973, menjadi Partai Demokrasi Indonesia," ujar Baktiono.
Baktiono menambahkan, di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan, partai telah membuktikan keberhasilannya dengan memenangkan empat kali pemilu sejak era reformasi, yaitu pada tahun 1999, kemudian pada tahun 2014, 2019, dan terus dipercaya oleh rakyat hingga periode 2019 sampai 2024
"Artinya kita tetap solid di bawah kepemimpinan Ibu Megawati Soekarnoputri. Kita juga telah sepakat berikrar dan berjanji bahwa pada Kongres VI PDI Perjuangan tahun 2025, Ibu Megawati Soekarnoputri akan tetap dicalonkan dan dikukuhkan sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan," tegasnya.
Baca Juga: Debat Perdana Pilkada Bondowoso, Ribuan Massa BaGus Menyemut di Depan Kantor PDIP
Selain mendukung penuh Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum pada Kongres IV, Baktiono juga menyoroti makna simbolis dari cap jempol berdarah yang diikuti oleh seluruh kader PDI-P. Menurutnya, cap jempol berdarah ini merupakan bentuk sumpah dan ikrar setia terhadap kepemimpinan Megawati sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan.
Cap jempol berdarah melambangkan totalitas, pengorbanan, dan kesungguhan hati para kader dalam mendukung perjuangan partai. Darah, sebagai simbol kehidupan dan keberanian, mencerminkan komitmen tanpa batas dari para kader untuk menjaga dan menegakkan nilai-nilai ideologi Pancasila, serta melanjutkan visi perjuangan yang telah dirintis oleh Megawati bersama para pendiri partai.
Baca Juga: Eri Cahyadi Sebut Kebersamaan dan Gotong Royong Kekuatan Utama Bangun Surabaya
"Cap jempol darah itu adalah tritmat brandnya PDI Perjuangan kala itu berasal dari perjuangan rakyat PDI Pro Megawati yang di intervensi oleh rezim orde baru waktu itu kita menyatakan sampai titik darah kita yang terakahir, tetap setia pada ketua umum PDI yaitu Bu Megawati," ucap dia.
Sebagai informasi: Selain membubuhkan cap jempol darah, kader PDIP di Surabaya akan menggelar mimbar bebas pada Sabtu, 11 Januari 2025.
Editor : Redaksi