SURABAYA - Sebagai bentuk kepedulian terhadap berbagai peristiwa kekerasan terhadap anak, sekelompok pelajar dari beberapa SMA dan SMK di Surabaya dan Sidoarjo yang tergabung dalam kelompok belajar SINAUSINEMA menggelar Gala Premier Film "Surga Dalam Bingkai Kayu" dan "Diskusi Tentang Perlindungan Anak" di Gedung Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya, pada Jum'at (30/8) malam.
Syarif Wajabae mentor yang membimbing segala manajerial produksi film mengatakan, film Surga Dalam Bingkai Kayu diproduksi Juni 2024 oleh pelajar SMKN 12 Surabaya, SMKN 1 Surabaya, SMAN 15 Surabaya, dan SMK ANTARKIKA 2 Sidoarjo yang tergabung dalam SINAUSINEMA
Baca Juga: Apa Arti Sebenarnya dari Netflix and Chill?
Mereka membagi kelompok kerja sesuai minat dan passion masing-masing, bahkan berinisiatif dan bersedia patungan untuk membiayai produksi film mereka yang kemudian dananya mereka Kelola sendiri.
"Yang menjadi tantangan menarik bagi mereka adalah, dalam pengambilan gambar dan perekaman audio. Semua menggunakan Smartphone, kami menyebutnya, CINEMAXPHONE," ujarnya, Sabtu (31/8)
Dalam proses produksi film ini mereka dibimbing empat orang mentor. Syarif Wajabae membimbing segala urusan manajerial, mulai dari pemilihan dan ijin lokasi, casting dan keaktoran, hingga semua hal yang dibutuhkan saat syuting film.
Herman Cahyadi membimbing segala urusan mengenai tata artistik, tata cahaya, dan hal-hal yang bersifat teknis. Pada wilayah penulisan cerita, penyutradaraan, sinematografi dan editing dibimbing oleh Heirosay.
Sedangkan segala urusan tata audio dan musik dibimbing langsung oleh Yasin Alraviri yang mempunyai segudang pengalaman di bidang audio.
Baca Juga: Sambut HKP dan Hari Jadi Provinsi, Disperpusip Jatim Gelar Bedah Buku, Live Music hingga Putar Film
Film yang memakai latar lokasi di kecamatan Bulak Kota Surabaya dan Dapoer Oemoem Studio Aminoto Rungkut ini, didukung dan dibantu oleh banyak pihak, mulai dari peminjaman tempat untuk basecamp, perijinan Lokasi, bantuan konsumsi dan transportasi, perangkat soundsystem, hingga tempat penayangan film.
“Konsep gotong royong, kolaborasi dan saling berbagi yang dibangun ini semoga tetap harmonis dan terus menjadi stimulus positif bagi generasi muda, sehingga belajar dan berkarya terasa begitu bahagia," ujar Heirosay, inisiator Sinau Sinema yang kini prosesnya memasuki tahun ke lima.
“Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Semua pihak yang telah membantu produksi film kami, khususnya Orang Tua dari Kawan-kawan pelajar SMA dan SMK yang tergabung dalam Sinau Sinema” Kata Syarif Wajabae
Herman Cahyadi sebegai mentor untuk semua hal teknis yang berkaitan dengan peralatan mengatakan, film ini adalah film yang melibatkan begitu banyak pihak.
Baca Juga: Bikin Film Bertajuk Surabaya, Pelajar SMA/SMK Sinau Sinema dengan Fraksi PDI Perjuangan Surabaya
“kami terbiasa berangkat dari yang ada. Banyak peralatan pendukung syuting kami buat sendiri. Kolaborasi non finansial kami kedepankan agar Teman-teman pelajar terbiasa berinisiatif, dan menemukan solusi melalui diskusi-diskusi kritis dan cepat tanggap" tutur Herman.
Yasin Alraviri selaku mentor di bidang audio dan musik menyampaikan, para pelajar yang tergabung dalam sinau sinema ini, semuanya berbakat. Mereka cukup tangkas dan peka merespon, khususnya audio.
“Ada beberapa aplikasi android yang mereka gunakan untuk menjahit audio dalam film ini. Saya respect dengan mereka, dan semoga semangat ini baranya terus terjaga.” kata Yasin.
Editor : Redaksi