Reses Hari Pertama, Ketua Komisi A Soroti Tingginya Angka Anak Putus Sekolah

Yona Bagus Widyatmoko Ketua Komisi A DPRD Surabaya Menandatangani Surat Kesepakatan dengan SDN Kedurus 1
Yona Bagus Widyatmoko Ketua Komisi A DPRD Surabaya Menandatangani Surat Kesepakatan dengan SDN Kedurus 1

SURABAYA – Angka putus sekolah mulai jenjang SD, SMP, sampai SMA di Kota Surabaya menjadi perhatian Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko. 

Pada reses pertama, anggota DPRD dari dapil V yang meliputi Kec. Karang Pilang, Tandes, Lakarsantri, Benowo, Wiyung, Dukuh Pakis, Asem Rowo, Pakal dan Sambikerep, mengungkapkan kekhawatiran terkait tingginya angka anak putus sekolah di kawasan Kedurus, Karang Pilang. 

Baca Juga: Cegah Anak Putus Sekolah di Surabaya, Komisi D Minta Pemkot Sediakan Hotline Center danĀ  Command Center

Menurut dia, salah satu kendala utama adalah faktor biaya pendidikan yang tinggi, sedangkan pendapat masyarakat rendah, sehingga biaya pendidikan tidak dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat.

“Banyak anak yang terpaksa putus sekolah karena keterbatasan biaya, sehingga saat malam hari mereka hanya menghabiskan waktu dengan begadang di luar rumah,” ujar Yona, Rabu (29/10).

Dia menambahkan, dalam masa reses pertama, para anggota DPRD memang diwajibkan untuk turun langsung ke daerah pemilihan guna mendengar dan menampung aspirasi warga. Pihaknya mengaku ini akan menjadi perhatian khusus para anggota di DPRD Surabaya.

"Ini adalah saat bagi kami untuk menyerap masukan langsung dari masyarakat, dan persoalan ini tentu memerlukan perhatian serius,” imbuhnya.

Baca Juga: Komisi D Ajak Stakeholder Komitmen untuk Cegah Anak Putus Sekolah di Surabaya

Selain itu, Yona meminta para ketua RT untuk segera melakukan pendataan terhadap anak-anak yang putus sekolah di wilayah mereka, dan ada komunikasi dengan pihak sekolah.

“Saya juga mendorong orang tua yang kesulitan secara ekonomi agar tidak ragu berkomunikasi dengan pihak sekolah. 

Dan tidak kalah pentingnya ada jalan keluar dari dari masalah anak putus sekolah, "Hal ini penting untuk mencari solusi bersama demi memastikan anak-anak mereka bisa melanjutkan pendidikan hingga selesai,” ucap politisi Gerindra tersebut.

Baca Juga: Masih Ditemukan Anak Akan Tawuran dan Putus Sekolah, Ketua Komisi D Mengaku Prihatin

Yona berharap, dengan pendekatan ini, tidak ada lagi anak yang putus sekolah karena keterbatasan biaya.

"Permasalahan putus sekolah dan masalah kesejahteraan di Kedurus bisa lebih cepat ditangani, sehingga warga setempat bisa merasakan manfaat nyata dari program-program pemerintah yang akan datang," tungkasnya.

Berdasarkan data yang ada, wilayah Kelurahan Kedurus dihuni oleh 9.508 kepala keluarga, tersebar di 9 RW dengan total populasi mencapai 27.268 jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.056 jiwa masuk kategori warga miskin, sementara 3.003 lainnya berada di kategori pra-miskin

Editor : Redaksi