SURABAYA - Anggota Komisi A DPRD Surabaya Azhar Kahfi menuturkan, saat Reses di di RT 05 dan 06 RW 07 Kebondalem, Kelurahan Simolawang, Kecamatan Simokerto mendapat keluhan terkait pengemis dan pengamen yang meresahkan warga.
Kahfi menyebut, pengamen dan pengemis juga berusaha mengambil paket yang ditinggalkan oleh kurir, sehingga warga merasa tidak aman.
Baca Juga: DPRD Surabaya Beberkan Wilayah Terdampak Persoalan Infrastruktur hingga Akses Air Bersih
"Pengemis dan pengamen yang masih kecil, dia berani mengaku anak warga ketika supir gojek datang, jadi mengambil," ujar Azhar Kahfi, kepada Tikta.id Rabu, (6/11).
Terhadap hal itu, Kahfi menekankan harus ada pos penjagaan Satpol-PP di kawasan tersebut. Sebab warga sudah melapor kepada pihak terkait,
Baca Juga: Di Tengah Disrupsi Teknologi, Abdul Ghoni Dorong Penguatan Ideologi Kebangsaan
"Satpol PP pun ketika mau membuka pos, dia juga harus mampu mengedukasi. Karena pengamen dan pengemis ini tidak takut dengan warga tapi pada yang berseragam," bebernya.
"Selama ini aduan itu diadukan ke pihak kecamatan, kelurahan, RW setempat terjadi. Pihak Satpol PP coba mengawasi, namun setelah itu Satpol PP pergi datang lagi. Nah itu perlu penyikapan," imbuhnya.
Baca Juga: Reses di Kedungdoro, Imam Syafi'i Dapat Aduan Warga terkait BPJS dan Pendidikan
Kahfi berpesan, warga tidak melakukan kekerasan kepada para pengemis dan pengamen. Pasalnya mayoritas dari masih di bawah umur.
"Tolong diperhatikan, ini bukan salah anak-anak itu ketika dia mengemis dan mengamen ini karena faktor siapa. Jadi saya harap kepada warga Kebondalem untuk ditertibkan, diedukasi," ucap politisi Gerindra tersebut.
Editor : Redaksi