Alasan Kenapa Menjalin Komunikasi dengan Mantan Pasangan Meski Peluang Rujuk Sangat Rumit

Ilustrasi (AI)
Ilustrasi (AI)

JAKARTA - Memulai komunikasi dengan mantan pasangan hidup membutuhkan mental yang kuat. Kita juga harus membuang rasa ego, gengsi untuk menyembuhkan rasa sakit dan mengakui kesalahan agar tumbuh lebih dewasa dan bijaksana.

Dengan mengakui kesalahan, dan berjanji menjadi pribadi yang lebih baik, memuluskan komunikasi yang sehat dengan mantan pasangan hidup.

Baca Juga: Meredakan Emosi Pasangan: Seni Komunikasi Agar Hubungan Tetap Harmonis

Selain itu, juga membantu mengatasi kesedihan, mengidentifikasi kesalahan, dan memperbaiki diri.

Sahabat Tiktakers berikut ini kami jelaskan alasan menjalin komunikasi dengan mantan pasangan hidup meski rumit untuk rujuk:

Evaluasi Diri

Membangun komunikasi dengan mantan pasangan hidup bisa membantu pemikiran lebih dewasa, sekaligus belajar evaluasi penyebab putusnya jalinan biduk rumah tangga. 

Dengan evaluasi pula, hal itu dapat mengukur kekurangan kita, sehingga ada tekat untuk mengubah sikap lebih baik ke depannya. Tentu saja harus diimbangi kejujuran, berbicara lebih terbuka tanpa harus menyalahkan satu sama lain. 

Pertemanan 

Kita harus menentukan sikap lebih awal, apakah komunikasi yang kita bangun ujung-ujungnya meminta rujuk atau hanya sekedar persahabatan. 

Memang, meminta rujuk bukanlah langkah yang salah, namun kita harus lebih berhati-hati mengungkapkannya, agar komunikasi yang dibangun tidak menimbulkan ketersinggungan dan merenggangkan kembali hubungan. 

Sebaiknya lebih awal diniatkan untuk pertemanan belaka, walau pada akhirnya kita berubah haluan ingin membina biduk rumah tangga kembali.

Baca Juga: Mengenali Tanda-tanda Hubungan Toxic dan Cara Menghadapinya

Teman Curhat

Curhat dengan mantan pasangan hidup sangatlah riskan sebenarnya, akan tetapi bila itu diperlukan kita harus berani melakukan nya. Misalnya saat punya masalah, kita minta masukan atau solusi dari dia. Sebab dengan curhat konflik masa lalu seolah tidak pernah ada, dan komunikasi yang kita bangun selanjutnya lebih nyaman dan terbuka.

Kendati demikian, hindari pembahasan topik sensitif, bila perlu tidak membahas romantisme masa lalu, hal ini untuk menjaga frekuensi komunikasi sekaligus menghormati ketersediaan waktu dia mendengarkan keluh kesah kita. 

Berbagi Pengalaman 

Kita tak harus sungkan berbagi pengalaman dengan mantan pasangan hidup. Siapa tahu ada kesamaan pengalaman yang dialami usai pecahnya biduk rumah tangga. Saling menceritakan pengalaman baru menimbulkan sensasi tersendiri. Kadang ada kekaguman, penyesalan bahkan apresiasi yang tulus, karena perubahannya yang begitu signifikan.

Baca Juga: Lima Faktor Utama Penyebab Selingkuh dalam Hubungan

Namun apresiasi itu hendaknya bukan di bibir. Tapi karena faktor prestasinya yang didapat. Tentunya, berbagai pengalaman dengan mantan pasangan semakin mendekatkan rasa emosional kembali, dan bila jeli disitu terdapat celah pintu masuk untuk rujuk kembali.

Ingin Rujuk 

Setelah tercipta komunikasi yang nyaman, dan tak saling mengungkit kesalahan masa lalu. Kita harus berani mengungkapkan bila ingin membina rumah tangga kembali atau rujuk dengan catatan tidak gegabah. 

Nanum, sebagai langkah awal kita harus berani temui dia walau jarak yang ditempuh sangat jauh. Selain itu, penyampaiannya juga harus tepat, tidak langsung blak-blakan, sampaikan dengan pelan. Dan yang lebih penting, pastikan kondisi dia stabil agar tidak memercikkan konflik baru yang lebih menyakitkan.

Selian itu, pastikan kondisi kita juga tenang, tidak canggung, jujur, tidak gengsi, buang ego, lebih terbuka, mengakui kesalahan. Kemudian berjanji niat memperbaiki diri untuk membina rumah tangga lebih baik.

Editor : Redaksi