Polisi Beberkan Kasus Pengeroyokan Advokat, Terduga Pelaku Terancam Tujuh Tahun Penjara

Konfrensi pers Polrestabes Surabaya
Konfrensi pers Polrestabes Surabaya

SURABAYA - Polrestabes Surabaya gelar konferensi pers terkait kasus kekerasan pengeroyokan advokat yang diduga melibatkan sejumlah debt collector di depot nasi goreng kawasan Griya Kebraon, Karang Pilang, Surabaya, pada Senin (13/1).

Kapolrestabes Surabaya Kombespol Luthfie Sulistiawan, mengungkapkan kejadian tersebut bermula saat korban, Tjetjep Mohammad Yasien alias Gus Yasien (57), seorang advokat yang sedang menangani kasus tunggakan kartu kredit kliennya, mengalami serangan fisik brutal hingga mengalami luka serius.

Baca Juga: Jelang Ramadan Polrestabes Surabaya Gelar Ops Keselamatan Semeru 2025

“Sekitar pukul 19.00 WIB, korban bersama rekannya, Ahmad Fahmi Ardiyansyah, SH, yang merupakan kuasa hukum Abdul Proko Santoso, pemilik depot nasi goreng baru saja memasuki lokasi untuk membeli makanan. Tanpa diduga, korban langsung dihampiri oleh NBM (32), yang diketahui sebagai koordinator penagihan kartu kredit dari salah satu Bank,” tutur Kombespol Luthfie, saat pres conference, pada Senin (20/1).

Kombespol Luthfie menjelaskan salah satu pelaku N beserta tiga pelaku lainnya, yakni A (24), R (19), dan A (30), dengan kasar memaksa korban untuk duduk. Ketika korban menolak, para pelaku mulai melakukan tindakan kekerasan secara bersama-sama.

“Korban ditarik, didorong, hingga dipukuli di bagian kepala, punggung, dan kaki. Selain itu, beberapa barang di depot milik Abdul Proko Santoso dirusak, termasuk tiga kursi plastik dan sebuah tempat sendok,” tandas Kombespol Luthfie.

Lebih lanjut, Luthfie juga mengatakan insiden ini diduga bermotif penagihan utang kartu kredit dari Bank yang dilakukan oleh PT Perkasa Abadi Perdana, perusahaan tempat para pelaku bekerja. 

Menurut informasi, Abdul Proko Santoso memiliki tunggakan kartu kredit yang menjadi alasan kedatangan para debt collector tersebut.

Baca Juga: Sita Puluhan Paket Sabu, Satu Orang DPO Diburu Polisi

“Namun, aksi penagihan berubah menjadi kekerasan saat para pelaku tidak mendapatkan respons yang diinginkan. Mereka bahkan mengancam korban untuk membayar utang kliennya dengan cara yang intimidatif dan penuh kekerasan,” katanya.

Akibat pengeroyokan tersebut, korban mengalami sejumlah luka serius, termasuk, memar dan bengkak di kepala belakang sebelah kiri, memar di pipi kanan kiri, luka memar pada punggung atas, leher belakang, dan lengan atas kiri.

“Pada saat kejadian korban harus mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit PHC Surabaya karena cedera yang menghambat aktivitasnya sehari-hari,” tambah Luthfie.

Selain mengamankan empat pelaku, polisi telah mengamankan beberapa barang bukti, yaitu, rekaman video pengeroyokan dalam sebuah flashdisk, pakaian korban, termasuk jaket coklat, kemeja putih, dan kaos hijau bermotif hitam dan Tiga kursi plastik coklat dan tempat sendok yang mengalami kerusakan.

Baca Juga: Residivis Narkoba Kembali Ditangkap, Polisi Amankan Puluhan Gram Sabu dan Ekstasi Siap Edar

Keempat pelaku dijerat dengan Pasal 170 KUHP tentang tindak pidana pengeroyokan, dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara.

Kapolrestabes Surabaya menambahkan bahwa kasus ini akan ditangani dengan serius. 

“Kami tidak akan mentolerir aksi kekerasan dalam bentuk apapun, apalagi yang dilakukan secara terang-terangan seperti ini. Pelaku akan diproses sesuai hukum yang berlaku,” pungkasnya

Editor : Redaksi