Mantanmu Sering Ngomel? Bisa Jadi Karena 8 Hal Ini!

Ilustrasi
Ilustrasi

JAKARTA - Setelah hubungan berakhir, banyak orang berharap bisa move on dan menjalani hidup tanpa gangguan. Namun, kenyataannya, tak jarang mantan masih menunjukkan sikap yang sulit dimengerti, ngomel, sensitif, bahkan seolah ingin tetap dipahami. Apakah itu tanda kebencian, penyesalan, atau justru perasaan yang belum tuntas?

Sikap seperti ini bukan muncul tanpa sebab. Ada dinamika emosional yang sering kali membuat seseorang sulit melepaskan masa lalu, meskipun secara status hubungan sudah berakhir. 

Baca Juga: 8 Alasan Kenapa Mantan Sering Ngomel, Sensitif, dan Ingin Dimengerti

Berikut delapan alasan mengapa mantan pasangan masih sering ngomel dan bersikap sensitif setelah putus.

1. Masih Ada Rasa, Tapi Tak Bisa Bersama

Tidak semua hubungan berakhir karena hilangnya cinta. Dalam banyak kasus, perpisahan terjadi karena alasan eksternal seperti perbedaan prinsip, tekanan keluarga, atau situasi yang tidak mendukung. Namun, ketika perasaan itu belum sepenuhnya pudar, mantan mungkin merasa frustrasi karena masih menyimpan sayang tetapi tak lagi memiliki hak untuk mengungkapkannya.

Sikap ngomel dan sensitif bisa jadi adalah bentuk pertahanan diri. Kita ingin menunjukkan bahwa masih peduli, tetapi dalam bentuk yang tidak langsung. Di balik sikap menyebalkan itu, mungkin sebenarnya kita hanya ingin mendapat perhatian.

2. Penyesalan yang Terlambat Disadari

Beberapa orang baru menyadari nilai pasangannya setelah hubungan berakhir. Mungkin saat masih bersama, kita tidak terlalu menghargai keberadaanmu, tetapi setelah berpisah, kita mulai melihat ke belakang dan menyadari banyak hal yang kita abaikan.

Penyesalan ini bisa memicu reaksi emosional yang berlebihan. Kit merasa marah pada diri sendiri, tetapi juga mencari pelampiasan. Hasilnya? Ngomel dan bersikap defensif setiap kali ada interaksi.

3. Ingin Memperbaiki Diri, Tapi Terbebani Masa Lalu

Putus cinta sering kali menjadi momen refleksi. Banyak orang mulai mengevaluasi kesalahan dan mencoba menjadi pribadi yang lebih baik. Namun, proses ini tidak selalu berjalan mulus.

Saat kita menyadari kesalahan yang pernah dilakukan, kita ingin memperbaikinya. Namun, karena hubungan sudah berakhir, kita tak punya kesempatan untuk membuktikan perubahan itu secara langsung. Akhirnya, kita berusaha menunjukkan perubahan dengan cara yang kurang tepat, seperti mengomel atau menyindir.

4. Ada Keinginan untuk Kembali, Tapi Takut Ditolak

Tidak semua mantan ingin kembali bersama, tetapi sebagian besar masih memiliki keinginan untuk kesempatan kedua. Namun, perasaan ini sering bercampur dengan ketakutan akan penolakan.

Kita mungkin mencoba membuka komunikasi, tetapi saat respons yang diberikan dingin atau tidak sesuai harapan, kita bereaksi dengan sikap defensif. Ngomel atau sensitif bisa jadi hanya kedok untuk menutupi kekecewaan kita.

5. Masih Ada Rasa Kepemilikan

Baca Juga: Tips Move On dari Mantan: Dari Hati yang Luka ke Masa Depan yang Cerah

Cinta bisa hilang, tapi ego sering kali bertahan lebih lama. Meski hubungan sudah berakhir, ada mantan yang masih merasa memiliki hak untuk mencampuri hidupmu.

Ketika melihatmu dekat dengan orang lain atau menjalani hidup yang lebih baik tanpa tanpa kita lagi. Kita mereka merasa terganggu. Rasa cemburu ini sering muncul dalam bentuk kemarahan yang tidak langsung, seperti mengomentari pilihan hidupmu atau mencari-cari kesalahanmu.

6. Kesulitan Menerima Perubahan

Setelah putus, ada perubahan besar yang harus diterima kebiasaan yang hilang, komunikasi yang berkurang, hingga perasaan yang harus ditekan. Tidak semua orang bisa beradaptasi dengan cepat.

Mantan yang masih belum bisa menerima perubahan mungkin akan terus menunjukkan sikap emosional. Kita bisa saja ngomel bukan karena membenci, tetapi karena masih berusaha memahami kenyataan baru yang sulit diterima.

7. Trauma dan Luka Batin yang Belum Sembuh

Tidak semua perpisahan terjadi dengan baik-baik. Jika hubungan berakhir dengan konflik besar atau luka emosional yang mendalam, maka perasaan itu tidak akan langsung hilang.

Kita yang masih menyimpan trauma mungkin akan bereaksi berlebihan terhadap hal-hal kecil yang mengingatkan pada masa lalu. Sikap ngomel dan sensitif bisa jadi adalah bentuk mekanisme pertahanan diri untuk melindungi hati sendiri.

Baca Juga: Story Medsos Bisa Jadi Tanda Kamu Masih Terjebak Masa Lalu

8. Berharap Bisa Dihargai dan Dimengerti

Pada akhirnya, banyak mantan yang hanya ingin satu hal: dihargai. Meskipun hubungan sudah selesai, kit tetap ingin diakui sebagai bagian dari perjalanan hidupmu.

Ketika kita merasa diabaikan atau dianggap tidak penting lagi, bisa bereaksi dengan sikap emosional. Ngomel atau sensitif mungkin hanyalah cara menunjukkan bahwa kita masih ingin dimengerti, meskipun hubungan sudah tidak lagi sama.

Lalu, Bagaimana Harus Menyikapinya?

Menghadapi mantan yang sering ngomel atau sensitif memang bisa melelahkan. Namun, memahami alasan di balik sikap itu bisa membantumu merespons dengan lebih bijak.

Jika kamu masih ingin menjaga hubungan baik, cobalah untuk tetap tenang dan tidak terpancing emosi. Beri kita ruang untuk menyelesaikan perasaan. Namun, jika sikap kita mulai mengganggu, tidak ada salahnya untuk menjaga batasan dan menjelaskan bahwa hubungan kita sudah berakhir.

Pada akhirnya, setiap orang punya caranya sendiri dalam menghadapi perpisahan. Beberapa bisa langsung move on, sementara yang lain butuh waktu lebih lama. Yang penting, jangan biarkan masa lalu menghambat langkahmu ke depan.

Editor : Redaksi