SURABAYA – Di tengah tantangan ketidakstabilan ekonomi global dan dinamika geopolitik internasional, Kota Surabaya tetap menunjukkan ketangguhan ekonomi dengan capaian pertumbuhan positif.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, saat membacakan nota keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (R-APBD) Tahun Anggaran 2026, menyampaikan bahwa kolaborasi antara Pemerintah Kota, DPRD, dan seluruh lapisan masyarakat menjadi kunci keberhasilan Surabaya menjaga stabilitas ekonomi.
Baca Juga: R-APBD Surabaya 2026 Capai Rp12,62 Triliun, Fokus pada Pembangunan Berkelanjutan
“Pada tahun 2024, perekonomian Surabaya tetap tumbuh positif sebesar 5,76 persen, melampaui rata-rata pertumbuhan nasional maupun Provinsi Jawa Timur. Capaian ini adalah buah dari kerja keras dan semangat gotong royong seluruh elemen kota,” ujarnya, pada Selasa (7/10).
Eri menegaskan, ke depan Pemkot akan menjaga momentum tersebut dengan fokus pada stabilitas dan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi agar manfaatnya dapat dirasakan seluruh warga.
Untuk tahun 2026, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Surabaya tetap berada di kisaran 5,8 persen.
Baca Juga: R-APBD Surabaya 2026 Capai Rp12,62 Triliun, Fokus pada Pembangunan Berkelanjutan
Namun demikian, ia mengakui target itu tidak mudah dicapai di tengah pelemahan empat faktor utama penopang ekonomi, yakni belanja masyarakat, investasi dunia usaha, belanja pemerintah, serta aktivitas ekspor-impor.
Selain itu, rencana penurunan transfer pusat ke daerah dari Rp2,89 triliun pada 2025 menjadi Rp2,17 triliun juga menjadi tantangan dalam menjaga kebijakan fiskal tahun 2026.
“Oleh karena itu, pemerintah harus memastikan belanja publik tetap terjaga agar menciptakan multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama melalui pembangunan infrastruktur yang memperkuat konektivitas dan produktivitas daerah,” jelasnya.
Baca Juga: Food Foria Vol. 4 Hadir di Surabaya, Sajikan Cita Rasa Otentik Pulau Dewata
Eri menambahkan, kemitraan antara Pemkot dan DPRD Surabaya akan terus dijaga untuk melindungi masyarakat menengah ke bawah melalui berbagai program prioritas, seperti peningkatan layanan pendidikan dan kesehatan, perbaikan rumah tidak layak huni, serta beasiswa bagi pelajar dari keluarga kurang mampu.
"Meskipun pengurangan transfer dari pusat juga berkurang ke dalam pemerintah kota Surabaya, tapi untuk kemiskinan, untuk rakyat rentan, jangan pernah diabaikan,” tegas Eri.
Editor : Redaksi