SURABAYA — Kiprah Senator DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama, kembali mendapat apresiasi dari kalangan budayawan nasional. Dikenal sebagai sosok perempuan yang aktif melestarikan nilai-nilai kearifan lokal.
Ning Lia sapaan akrabnya dianugerahi Award Nusantara Kemilau Emas 2025 bertajuk “Talent dan Pengageng Pelestari Seni Budaya Nusantara” Mustika Selendang Emas.
Baca Juga: Senator Lia Soroti Penolakan Layanan BPJS bagi Terduga Pelaku Curanmor
Penghargaan tersebut diberikan oleh Asosiasi Budayawan yang tergabung dalam Yayasan Pasopati Cakra Nusantara, bertempat di Empire Palace Surabaya.
Ketua Penyelenggara, Nambi Rajasa Rasendriya Raya, menyampaikan bahwa penghargaan ini diberikan kepada tokoh-tokoh yang berkomitmen menjaga warisan seni dan budaya Indonesia di tengah derasnya arus globalisasi.
“Senator Lia Istifhama kami nilai sebagai sosok ibu yang bukan hanya cerdas dan religius, tetapi juga memiliki dedikasi tinggi dalam menanamkan nilai budaya dan karakter bangsa, terutama kepada generasi muda. Ia mampu menjembatani nilai tradisi dengan semangat modernitas,” ujar Nambi.
Baca Juga: PERMAPENDIS Indonesia Resmi Dilantik, Teguhkan Komitmen Majukan Pendidikan Islam
Sebagai tokoh perempuan yang dikenal dengan julukan “Ning Senayan”, Lia Istifhama kerap tampil membumi dalam setiap kegiatan sosial dan budaya. Baginya, peran ibu tidak hanya sebatas pengasuh dalam keluarga, tetapi juga penjaga moral dan budaya bangsa.
“Menjadi ibu berarti menjadi penjaga nilai. Dalam setiap napas kehidupan, budaya adalah identitas yang harus kita rawat bersama. Saya percaya, perempuan memiliki peran besar dalam melestarikan budaya melalui keteladanan dan pendidikan karakter,” tutur Ning Lia, Selasa (21/10).
Baca Juga: Menginspirasi Perempuan Berkarya dan Mengabdi; Ning Lia Raih Penghargaan PERMA PENDIS Award
Ning Lia menekankan pentingnya pelestarian budaya lokal sebagai benteng karakter bangsa di era digital yang serba cepat dan instan. Ia mengajak masyarakat, terutama generasi muda, untuk mencintai warisan budaya Indonesia melalui kegiatan edukatif, kreatif, dan digital yang positif.
“Kita harus mampu menjadikan budaya sebagai kekuatan peradaban, bukan sekadar warisan masa lalu. Ketika ibu-ibu menanamkan nilai luhur dalam keluarga, sejatinya mereka sedang menjaga masa depan bangsa,” tambahnya.
Editor : Redaksi