Komisi D DPRD Soroti Layanan Puskesmas Malam Hari, dari Akses IGD hingga Kesiapan SDM

Sidak komisi d DPRD Surabaya ke Puskesmas
Sidak komisi d DPRD Surabaya ke Puskesmas

SURABAYA - Komisi D DPRD Surabaya melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah puskesmas 24 jam di Kota Surabaya, Selasa malam (25/2). Beberapa fasilitas kesehatan yang disambangi, antara lain Puskesmas Sidotopo Wetan, Puskesmas Peneleh, dan Puskesmas Ketabang.

Anggota Komisi D, Johari Mustawan, mencatat sejumlah catatan penting terkait kesiapan layanan puskesmas di malam hari. Di Puskesmas Sidotopo Wetan, ia menilai perlunya penjaga malam di pintu masuk agar fasilitas kesehatan tetap siaga 24 jam. Selain itu, kesiapan tenaga medis, ketersediaan alat kesehatan, serta tabung oksigen menjadi perhatian.

Baca Juga: Sidak Distributor Pastikan Stok Bapokting Aman di Bojonegoro

"Di Puskesmas Sidotopo Wetan, perlu penjaga malam di pintu masuk agar fasilitas kesehatan selalu tampak siap melayani 24 jam. Kesiapan petugas, ketersediaan alat medis, dan tabung oksigen juga menjadi perhatian," kata Johari, Sabtu (1/3).

Sementara di Puskesmas Peneleh, Johari menyoroti akses Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang dinilai menyulitkan pasien karena tidak langsung dari luar. Ruang tindakan yang masih menyatu dengan administrasi klinik serta status bangunan di lahan cagar budaya juga menjadi kendala dalam peningkatan layanan.

"Ini perlu akses yang lebih mudah bagi warga, termasuk penambahan lahan parkir," ujarnya.

Baca Juga: Pastikan Harga Bahan Pokok Stabil Jelang Puasa, Wabup Majalengka Sidak Pasar dan SPBE

Di Puskesmas Ketabang, ia menilai kesiapan tenaga medis masih kurang, terutama dalam menangani pasien di malam hari. Kehadiran dokter jaga yang berada di rumah sakit dan tidak on call menjadi catatan tersendiri.

"Selain itu, akses pintu IGD yang terkunci serta penerangan di area pelayanan perlu diperbaiki agar layanan 24 jam benar-benar optimal," tegasnya.

Baca Juga: Komisi D DPRD Surabaya Sidak Puskesmas, Temukan Layanan 24 Jam Tak Berjalan

Johari menekankan perlunya analisis kecukupan SDM, khususnya untuk shift malam.

“Kesiapan petugas, ketersediaan alat medis darurat, obat-obatan emergency, serta kemudahan akses masuk bagi warga harus dipastikan. Selain itu, jumlah dokter jaga malam juga harus cukup agar pelayanan terhadap kasus IGD lebih cepat dantepat,” pungkasnya.

Editor : Redaksi