JAKARTA - Sumuru adalah film fiksi ilmiah yang menggambarkan dunia di mana perempuan memegang kendali penuh. Adaptasi dari karakter yang diciptakan Sax Rohmer ini menyajikan perpaduan antara petualangan, politik, dan intrik yang menggugah pertanyaan tentang kekuasaan dan keseimbangan gender.
Alur: Dunia yang Dikuasai Perempuan
Baca Juga: Unbroken Kisah Ketangguhan Manusia dalam Belenggu Perang
Film ini berlatar di sebuah planet terpencil yang dihuni oleh bangsa perempuan. Dipimpin oleh Sumuru (Alexandra Kamp), peradaban ini berkembang tanpa kehadiran laki-laki. Namun, situasi berubah ketika dua astronot, Adam Wade (Michael Shanks) dan Jake Carpenter (Terence Bridgett), mendarat secara tak sengaja.
Adam dan Jake terkejut melihat bagaimana Sumuru membangun masyarakat tanpa peran laki-laki. Sementara Adam mencoba memahami sistem yang ada, Jake melihat kesempatan untuk menantang kekuasaan Sumuru. Di sisi lain, Sumuru harus menghadapi ancaman internal dari penasihatnya sendiri, yang ingin menggulingkannya dan mengubah tatanan yang telah ia ciptakan.
Ketegangan meningkat ketika kelompok laki-laki yang terbuang mencoba menyerang dan mengambil alih kekuasaan. Sumuru dihadapkan pada pilihan sulit: mempertahankan idealismenya atau berkompromi dengan perubahan yang tak terhindarkan.
Karakter: Kekuatan dan Pergulatan Prinsip
Sumuru – Pemimpin yang tangguh dan cerdas. Ia percaya bahwa dunia tanpa laki-laki adalah dunia yang lebih baik. Namun, kedatangan Adam dan Jake memaksanya untuk mempertanyakan keyakinannya sendiri.
Baca Juga: Unbroken Kisah Ketangguhan Manusia dalam Belenggu Perang
Adam Wade – Astronot yang lebih rasional dan ingin memahami bagaimana masyarakat Sumuru bekerja. Sikapnya yang terbuka membuatnya menjadi jembatan antara dua dunia.
Jake Carpenter – Lebih agresif dan merasa terancam oleh sistem yang tidak memberi tempat bagi laki-laki. Ia mewakili sisi patriarki yang menolak tunduk pada kekuasaan perempuan.
Pemberontak Internal – Karakter yang ingin menggulingkan Sumuru, bukan untuk membebaskan laki-laki, tetapi demi kekuasaan pribadi. Ia menjadi gambaran bahwa otoritarianisme bisa muncul dalam sistem apa pun.
Pesan Moral: Kekuasaan dan Keseimbangan Gender
Baca Juga: "American Gangster" Kisah Kedigdayaan dan Kejatuhan Frank Lucas
Film ini mengajak penonton untuk berpikir ulang tentang peran gender dalam masyarakat. Apakah dunia yang sepenuhnya dikuasai perempuan akan lebih baik? Ataukah keseimbangan adalah kunci sebenarnya?
Sumuru, meskipun awalnya menolak kehadiran laki-laki, akhirnya menyadari bahwa masyarakat yang ideal bukanlah tentang dominasi satu pihak, melainkan harmoni antara semua individu.
Seperti yang ditunjukkan dalam film, kekuasaan yang tidak seimbang baik yang dipegang laki-laki maupun perempuan bisa berujung pada tirani. Pada akhirnya, bukan soal siapa yang memimpin, tetapi bagaimana kepemimpinan itu dijalankan.
Editor : Redaksi