CIREBON - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mencabut izin pengelolaan tambang galian C Gunung Kuda di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.
Keputusan ini diambil menyusul peristiwa longsor yang menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai sejumlah lainnya.
Baca Juga: Investasi Belum Maksimal, Rebana Perlu Strategi dan Infrastruktur Pendukung
“Pada malam hari ini, kami Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengeluarkan keputusan berupa pemberian sanksi administratif dalam bentuk penghentian izin pengelolaan tambang galian C yang terletak di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon,” ujar Dedi dalam video yang diunggah pada akun TikTok-nya dan telah dikonfirmasi Tikta, Sabtu (31/5).
Dedi menilai tambang galian C yang dikelola oleh Koperasi Pondok Pesantren Al-Azhariyah itu telah lalai dalam mengelola area izinnya. Dia juga menyebut pencabutan izin itu dijatuhkan karena kelalaian itu berujung pada hilangnya nyawa. “Dan seluruh masyarakat tidak lagi mendekati areal tersebut karena masih memiliki potensi untuk mengalami longsor susulan,” sebutnya.
Dalam unggahan TikTok-nya yang lain, mantan Bupati Purwakarta itu mengabarkan telah menengok salah satu korban longsor tersebut. Korban yang ditemuinya merupakan seorang janda yang bekerja sebagai pedagang minuman. Dedi menyebut korban tersebut memiliki empat orang anak.
Baca Juga: Investasi Belum Maksimal, Rebana Perlu Strategi dan Infrastruktur Pendukung
“Dari empat orang anak ini, dua orang sudah menikah, satu orang lagi persiapan untuk bekerja di Jepang, dan satu orang masih status pelajar kelas 1 SMA,” kata Dedi. Selain itu, dia menyebut masih ada sekitar 14 korban meninggal dan 11 korban lain diperkirakan meninggal tapi belum ditemukan.
Atas kejadian itu, Dedi mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat bertanggung jawab terhadap pendidikan seluruh anak-anak yang ditinggalkan oleh korban. Termasuk, akan menjadi ayah asuh dari para anak yang ditinggalkan orang tuanya.
“Saya bersedia menjadi ayah asuh bagi mereka semua,” ucapnya.
Baca Juga: Aktivis Kawal Laporan Wartawan yang Diduga Diintimidasi Oknum Kuwu di Cirebon
Lebih lanjut, Dedi menekankan pentingnya pengelolaan tambang yang bertanggung jawab seraya mengajak semua pihak belajar dari musibah ini.
“Semoga peristiwa ini menjadi pembelajaran penting bagi kita bahwa siapapun yang menjadi tuan harus mengelola pengusahanya dengan baik bertanggung jawab terhadap seluruh peristiwa yang terjadi,” tutupnya.
Editor : Redaksi