JAKARTA - Ketika detektif eksentrik Benoit Blanc (DanielCraig) diundang ke pulau tersembunyi untuk sebuah pesta misteri “one of you dies”, ia tahu ini bukan weekend biasa. Glass Onion, disutradarai dan ditulis Rian Johnson, membawa kita ke reunion mewah kelompok "disruptor" teman-teman teknologi dan politikus milik miliarder Miles Bron (EdwardNorton). Tapi pesta itu berubah jadi medan permainan hidup-mati saat kematian nyata muncul dari kerumunan tamu.
Karakter Kunci & Konflik
Baca Juga: The Embers (2024): Memori yang Terbakar, Kebenaran yang Memanggil
Benoit Blanc kembali sebagai detektif berdasi Inggris ceria, penuh gaya, dan siap mengintip di balik topeng kekayaan.
Miles Bron, tiruan Elon Musk versi sinematik: kaya raya, flamboyan, tapi penuh rahasia.
Para tamu:
Birdie Jay (Kate Hudson), mantan supermodel yang terkadang ceroboh
Claire Debella (Kathryn Hahn), politikus ambisius
Lionel Toussaint (Leslie Odom Jr.), ilmuwan torang berpijak data
Duke Cody (Dave Bautista) dan pacarnya Whiskey, duo internet-toxicity
Andi & Helen Brand (Janelle Monáe), mantan rekan bisnis yang tumbang dalam konflik kekuasaan
Konflik muncul saat teka-teki mematikan benar-benar terjadi. Kematian yang awalnya dipersiapkan sebagai permainan, membuka lubang besar moral dan reputasi dan kini semua menjadi tersangka.
Alur & Twist
Baca Juga: The Embers (2024): Memori yang Terbakar, Kebenaran yang Memanggil
Rian Johnson dibangun seperti maestro misteri klasik: menambahkan lapisan dan lapisan rahasia, yang perlahan terkuak melalui dialog cerdas dan flashback yang memutar kenyataan.
Momen puncak menampilkan rangkaian kilas balik dramatis seperti atraksi utama menguak rasa sakit, pengkhianatan, dan motif tersembunyi.
Walau Glass Onion bermain lebih besar dan glamor dibanding Knives Out, beberapa kritik merasa tebakan twist akrab dan konflik kehilangan ketegangan “kelas atas” masa lalu.
Pesan & Nuansa Film
Glass Onion bukan hanya pesta trik dan formula misteri klasik. Ia mengajak refleksi tentang:
Kekayaan & jejaring kekuasaan: Cukupkah etos kerja, orisinalitas, atau hanya koneksi?
Baca Juga: The Embers (2024): Memori yang Terbakar, Kebenaran yang Memanggil
Kompromi dan kesalahan moral: Apa yang terjadi saat kebohongan jadi mata uang pergaulan?
Karakter detektif sebagai cermin moral: Blanc bukan pahlawan yang disanjung; ia cerminan manusia yang bijak memilih di antara moral dan aturan yang terlalu lunak.
Catatan
Glass Onion adalah sajian detektif modern yang berani tampil glamor dan sinis. Meski dibandingkan sekuel terdahulu terasa sedikit “berlebihan”, ia menyajikan plot cerdas, dialog tajam, dan sinematografi menarik. Jika kamu menyukai film misteri seperti Knives Out atau Murder on the Orient Express, ini adalah tontonan wajib asalkan kamu siap menyelami lapisan kaya sosial dan teka-teki rumitnya.
Editor : Redaksi