PWNU Jatim Tegaskan Sikap Netral di Tengah Polemik PBNU

Polemik PBNU, PWNU Jatim nyatakan sikap netral
Polemik PBNU, PWNU Jatim nyatakan sikap netral

SURABAYA – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur dengan tegas menyatakan sikap tidak memihak siapa pun terkait polemik struktural yang tengah terjadi di tingkat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). 

PWNU Jatim beralasan bahwa memihak akan mendorong perpecahan, sementara NU harus mengedepankan persatuan,Sikap ini disampaikan dalam rapat harian Syuriah-Tanfidziyah di Kantor PWNU Jatim, Surabaya, pada Selasa.(16/12)

Baca Juga: Gus Yahya Buka Suara Terkait Polemik di Tubuh PBNU, Ungkap Keganjilan Keputusan Syuriyah

Hadir dalam rapat tersebut antara lain Rais Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Manshur, Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH Abdul Hakim Mahfudzh (Gus Kikin), dan Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Abdul Matin Djawahir.

Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim, Gus Kikin, menjelaskan bahwa pertanyaan mengenai dukungan PWNU Jatim sering muncul saat bersilaturahmi ke Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU).

"Dalam silaturahmi ke cabang (PCNU) yang saat ini sudah menjangkau 24 cabang atau kurang 18 cabang lagi, ada beberapa pengurus yang tanya, PWNU Jatim mendukung siapa?! Saya tegaskan PWNU Jatim mendukung NU," kata Gus Kikin.

Gus Kikin mempertegas, dengan mendukung NU secara utuh, berarti PWNU Jatim memilih sikap netral atau tidak memihak. Ia menekankan bahwa pemihakan hanya akan mendorong perpecahan, sedangkan NU pada dasarnya anti-perpecahan.

Alih-alih terfokus pada polemik di tingkat pusat, PWNU Jatim memilih untuk memusatkan energi pada penguatan struktural di tingkat bawah.

"Kita tidak fokus pada polemik, tapi kita fokus membina cabang (PCNU) dan MWC (NU tingkat kecamatan), karena itu kita fokus pada silaturrahmi sejak 19 November 2025 hingga Februari 2026, jadi ramai di atas, di bawah segar," tegas pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang

Baca Juga: Gus Yahya Buka Suara Terkait Polemik di Tubuh PBNU, Ungkap Keganjilan Keputusan Syuriyah

Selain itu, Gus Kikin juga menyikapi rencana peringatan Satu Abad NU di Gelora Bung Karno Jakarta (31/1/2026) dengan memilih sikap istikhoroh atau mengadakan acara internal PWNU yang cukup akbar di tingkat wilayah.

Sikap Gus Kikin ini mendapat dukungan penuh dari Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim, KH Abdul Matin Djawahir. Ia menjelaskan bahwa kegiatan silaturahmi ke PCNU dan MWC NU sudah lama menjadi agenda sebelum polemik PBNU muncul.

 "Silaturahmi kita ke PCNU/MWC NU itu sudah lama kita adakan sebelum ada polemik di PBNU, jadi seperti siram-siram yang segar," katanya.

Menurut KH Abdul Matin Djawahir, polemik PBNU cukup diselesaikan oleh PBNU, sementara PCNU, MWC NU, dan struktural kepengurusan di tingkat bawah harus tetap berjalan. "Silaturahmi justru membuat PCNU lebih tenang dan gembira, karena ada kebersamaan," tambahnya.

Baca Juga: Tiga Sikap Syuriyah NU dan Masyayikh Pesantren se-Madura Terkait Polemik PBNU

Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim, Maskuri Bakri, juga mengamini dampak positif dari kegiatan silaturahmi ini. "Alhamdulillah, selama saya ikuti silaturahmi ke cabang-cabang, pengurus cabang umumnya menyambut kunjungan PWNU sebagai langkah yang adem, adem," ujar Prof Maskuri.

Ia menilai kegiatan turba (turun ke bawah) ini tidak sekadar pertemuan struktural, tetapi menjadi ajang konsolidasi besar yang mempertemukan semangat, pengalaman, dan arah gerak organisasi NU di wilayah Jawa Timur.

Agenda silaturahmi tersebut juga dimanfaatkan untuk pelaporan program dan capaian,Program BMT NU,Gotong royong antar-lembaga pendidikan NU, Klinik kesehatan Dan berbagai program lainnya "Di NU Silaturahmi itu tradisi yang penting," tutup Maskuri Bakri.

Editor : Redaksi