MAJALENGKA – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memanfaatkan momentum Hari Jadi ke-535 Kabupaten Majalengka untuk menegaskan arah pembangunan wilayah utara Jawa Barat dan menyoroti persoalan tambang ilegal yang masih marak terjadi.
Dalam rapat paripurna yang digelar di Pendopo Gedung Negara, Sabtu, (7/6), Dedi menyampaikan bahwa kawasan Rebana (Cirebon–Patimban–Kertajati) harus menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi baru bagi Jawa Barat bagian utara. Namun, menurutnya, kemajuan kawasan ini tidak akan tercapai tanpa dukungan sumber daya manusia yang mumpuni.
Baca Juga: Tak Seperti Dedi Mulyadi, Surabaya Pilih Jalur Asrama Bukan Barak Militer
"Sekolah SMK harus terus dikembangkan untuk menunjang kawasan Rebana. Ini kunci agar anak-anak kita memiliki daya saing di tengah transformasi wilayah," kata Dedi.
Peringatan hari jadi, menurut Dedi, juga mesti menjadi pengingat akan pentingnya pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan. Ia pun menyoroti keberadaan tambang ilegal yang selama ini dianggap mengganggu keseimbangan lingkungan dan ketertiban sosial.
Baca Juga: Gubernur Jawa Barat Cabut Izin Pengelolaan Tambang Galian C Gunung Kuda
"Tambang ilegal menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah, seperti erosi tanah, pencemaran air, dan hilangnya habitat. Tambang ilegal juga seringkali menyebabkan konflik sosial dan merugikan masyarakat sekitar, baik secara ekonomi maupun sosial," tegasnya.
Dedi meminta seluruh pejabat daerah, mulai dari bupati hingga kuwu (kepala desa), bersinergi dengan penegak hukum untuk menutup dan mengawasi aktivitas pertambangan ilegal yang merugikan banyak pihak.
Baca Juga: Investasi Belum Maksimal, Rebana Perlu Strategi dan Infrastruktur Pendukung
"Majalengka dan kawasan sekitarnya harus tumbuh dengan tertib, terencana, dan berkelanjutan. Jangan biarkan kepentingan sesaat merusak masa depan daerah ini," pungkasnya.
Editor : Redaksi