MOJOKERTO – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur bersama Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Timur menggelar Perkemahan Bakti Daerah (Pertida) Saka Bakti Husada (SBH) ke-VII di Bumi Perkemahan Alas Soeko, Desa Sukosari, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Acara berlangsung selama empat hari, 17–20 Juni 2025, dan diikuti 491 peserta.
Mengusung tema “Pramuka sebagai Kader Kesehatan”, kegiatan ini bertujuan membentuk generasi muda yang peduli dan aktif dalam isu-isu kesehatan masyarakat.
Baca Juga: Tren DBD Jatim Menurun, Kadinkes Imbau Warga Tetap Waspada
Ketua Kwarda Jawa Timur, M. Arum Sabil, dalam sambutannya menekankan bahwa Pertida bukan sekadar ajang perkemahan. Ia menyebut kegiatan ini sebagai ruang belajar dan pengabdian.
“Momentum kali ini merupakan panggilan jiwa kita sebagai pramuka untuk turut serta membangun Indonesia yang lebih sehat dan lebih kuat,” ujar Arum saat membuka acara.
Arum juga menyoroti tantangan kesehatan nasional, termasuk persoalan stunting yang masih jadi perhatian. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 dari Kemenkes RI, prevalensi stunting di Jawa Timur tercatat 14,7 persen terbaik kedua secara nasional setelah Bali. Meski begitu, provinsi ini masih berupaya mengejar target 14 persen.
“Oleh karena itu, posisi kita sebagai Pramuka Bakti Husada menjadi strategis. Bukan hanya penonton sejarah, bukan hanya diam ketika ada masalah, kita adalah pelaku perubahan, kita adalah solusi untuk masa depan,” lanjutnya.
Ia juga menyebut peran nyata Pramuka bisa dimulai dari hal-hal kecil: mengedukasi masyarakat soal pola makan sehat, mendukung ASI eksklusif, membantu posyandu, membuat kampanye digital tentang stunting, hingga menjadi panutan dalam gaya hidup sehat.
Baca Juga: Dinkes Jatim Sorot Pentingnya Konsumsi Makanan Bergizi Pekerja Perempuan
“Tidak ada Indonesia Emas 2045 kalau kita abai hari ini. Maka, mari kita mulai dari Pertida ini. Kita hidupkan semangat kolaborasi. Kita kobarkan api pengabdian dan kita teguhkan komitmen untuk terus berkarya demi bangsa,” tegas Arum.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Prof. Dr. dr. Erwin Astha Triyono, menyebut Pertida sebagai strategi meningkatkan kompetensi dan daya saing pramuka di bidang kesehatan. Ia berharap peserta dapat memperluas wawasan dan pengalaman melalui rangkaian aktivitas berbasis teori dan praktik kesehatan.
“Dukungan terhadap gerakan sehat pada generasi muda ini sangat penting guna meningkatkan kepedulian kesehatan terutama terhadap diri sendiri dan lingkungan serta secara langsung dapat mendorong partisipasi aktif anggota pramuka dalam mensosialisasikan pentingnya kesehatan sejak dini,” ujar Erwin.
Ia menambahkan, kegiatan ini juga mendukung program nasional Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang diluncurkan Kementerian Kesehatan. Pramuka diharapkan turut serta memanfaatkan layanan ini di fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas.
Baca Juga: Pemberantasan DBD Perlu Peran Serta Seluruh Masyarakat
Beragam aktivitas digelar di Pertida, mulai dari zona umum, bakti, tantangan, edukasi, keterampilan, perlombaan, hingga zona rekreasi. Seluruh rangkaian dirancang untuk memperkaya pengetahuan, menumbuhkan empati, dan memperkuat semangat pengabdian.
Tak hanya menyasar peserta, Dinkes Jatim juga mengadakan layanan cek kesehatan gratis bertajuk Kida Bina Keluarga Sehat & Pengendali Penyakit untuk warga sekitar, dengan lokasi di Balai Desa Sukosari dan sasaran 100 orang.
“Semoga Pertida ini bukan hanya sekadar ajang pertemuan, tetapi peserta diharapkan dapat memperluas wawasan, meningkatkan keterampilan praktis serta memberikan kontribusi nyata dalam mengedukasi masyarakat terhadap isu-isu kesehatan,” kata Erwin.
Editor : Redaksi